PURWAKARTA ONLINE - Ular gibug atau ular tanah, dikenal juga sebagai ular vaiper, adalah salah satu reptil paling beracun yang sering terlihat di rumah-rumah. Meski ukurannya tidak terlalu besar, ular yang mendapat julukan 'ranjau darat' ini dapat menjadi ancaman serius bagi manusia dan hewan peliharaan.
Penyebaran dan Habitat
Mengutip Wikipedia, ular gibug tersebar luas di Asia Tenggara dan Jawa dengan berbagai nama lokal seperti bandotan bedor, oray lemah, oray gibug, dan ular edor di Karimunjawa. Ular ini ditemukan di berbagai wilayah seperti Nepal, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia Barat, serta di beberapa bagian Myanmar, Sumatera, dan Kalimantan.
Baca Juga: Nonton Video Viral di Website Yandex: Panduan Praktis dan Manfaatnya
Habitatnya meliputi hutan pantai, rumpun bambu, lahan pertanian, kebun buah-buahan, perkebunan, dan hutan di sekitar perkebunan. Ular gibug sering mencari mangsanya seperti tikus di area-area ini. Sayangnya, warnanya yang menyerupai tanah sering membuatnya tak sengaja terinjak oleh mereka yang beraktivitas di perkebunan.
Ciri Fisik dan Perilaku
Ular gibug cenderung berbadan gemuk, dengan panjang rata-rata sekitar 76 cm untuk yang jantan dan bisa mencapai 91 cm untuk yang betina. Punggungnya berwarna coklat agak kemerahan dengan 25-30 pasang corak segitiga besar coklat gelap yang melintang di bagian tengah punggung, diselingi dengan warna terang kekuningan atau keputihan.
Kepala ular gibug berbentuk segitiga dengan moncong runcing, berwarna coklat gelap, dan memiliki sepasang pita keputihan di atas mata serta pola keputihan yang menyerupai anak panah di tengkuk. Kulit dinding mulutnya berwarna putih kebiruan.
Ular ini terkenal sebagai ular yang pemarah dan cepat menyerang. Di Malaysia bagian utara, terdapat sekitar 700 insiden gigitan ular setiap tahunnya yang mengakibatkan kematian sekitar 2 persen dari kasus tersebut.
Bahaya dan Penanganan
Racun ular gibug dapat menyebabkan rasa sakit parah, pembengkakan, dan bahkan nekrosis jaringan. Kendati kasus kematian jarang terjadi, banyak korban mengalami cacat atau harus diamputasi karena kurangnya antivenom dan perawatan medis yang tepat.
Dalam penelitian tahun 2005 terhadap gigitan ular berbisa Malayan pit viper di Thailand, sebagian besar korban mengalami gejala ringan hingga sedang, sementara beberapa mengalami pembengkakan tungkai secara permanen.
Artikel Terkait
Menghindari Iklan Spam dengan Yandex Browser: Cara Mudah Berselancar Tanpa Gangguan
Baru! Mengenal Yandex Japan Video: Spam Iklan, Akses, Manfaat, dan Keunggulan
Nonton Video Viral di Website Yandex: Panduan Praktis dan Manfaatnya
Menteri Abdul Halim: Pendamping Desa Bukan untuk Kades, Ini Alasan Sebenarnya Kenapa Mereka Sangat Penting!
Menteri Abdul Halim Iskandar Usulkan 1 PLD 1 Desa untuk Optimalkan Pemberdayaan Masyarakat
Kades Korupsi, Tidak Bisa Salahkan Pendamping Desa! Ini Alasannya Kata Menteri Abdul Halim
Menteri Abdul Halim Tegaskan Peran Pendamping Desa untuk Pemberdayaan Masyarakat, Tugasnya Tidak Akan Pernah Selesai!
Mengenal Pohon Cengkeh: Rempah Asli Primadona Nusantara
David da Silva Pasang Target Tinggi di Piala Presiden 2024 : motivasi David da Silva kepada rekan tim nya
Tiga Sektor Lingkungan Pendidikan: Fondasi Pendidikan Holistik