Ditulis Oleh Anggi Muhammad Ridwan, Siswa SMPN 1 Wanayasa. Peserta Kelas Menulis Purwakarta Online Academy (POA)
PURWAKARTA ONLINE - Menjadi wartawan, terinspirasi Bung Karno dan Bung Hatta
Penulis selaku wartawan, berbincang dengan Menteri Informasi Republic of China (Taiwan) Johnny Chiang di Taipei, Taiwan, Maret 2012.
Ketika Bung Karno dipenjara penjajah Belanda di Boven Digul Papua (dulu Irian), beliau menulis buku yang sangat inspiratif, terutama bagi para pejuang kemerdekaan, dengan judul "Di bawah bendera revolusi".
Sementara itu ketika Bung Hatta dipenjara di Sukamiskin Bandung, beliau menulis buku "Mendayung di antara dua karang" yang sampai sekarang menjadi acuan bagi pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif.
Para "Founding Fathers" itu menulis dalam keadaan serba keterbatasan, tetapi karyanya menginspirasi generasi muda untuk meraih dan mengisi kemerdekaan dengan karya nyata bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia tercinta.
Ketika Bung Karno dan Bung Hatta ditanya apa tujuannya menulis buku yang fenomenal itu, keduanya menjawab bahwa "Bangsa Indonesia harus merdeka dan ke depan harus menjadi lebih baik, sehingga menjadi bangsa yang terhormat dan bermartabat".
Inspirasi dari para Proklamator Kemerdekaan RI itulah yang mendorong saya menyenangi dunia tulis-menulis dan menjadikan saya wartawan hingga sekarang sampai menduduki jabatan sebagai Direktur Pemberitaan (Pemimpin Redaksi) Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, satu-satunya kantor berita resmi milik negara.
Saya diterima di Antara tahun 1988, diawali dengan mengikuti Kursus Dasar Pewarta (Susdape) angkatan kelima di Lembaga Pendidikan Jurnalistik Antara. Kemudian pada 1989, mendapat penugasan pertama sebagai pewarta yang meliput isu kehutanan dan pertanian.
Semula saya protes mendapat penugasan untuk meliput isu-isu kehutanan dan pertanian, karena saya adalah lulusan Hubungan Internasional (FISIP Unair Surabaya), namun atasan saya menegaskan bahwa pewarta pemula tidak boleh menolak tugas yang diberikan.
Dengan berjalannya waktu, ternyata saya kemudian menyenangi liputan kehutanan dan pertanian, terutama karena saya sering diajak keliling berbagai daerah oleh Menteri Kehutanan Hasyrul Harahap dan Menteri Pertanian Wardoyo ketika itu, bahkan saya dapat mengunjungi hampir semua kabupaten di Tanah Air.
Kemudian pada 1990, saya mengikuti "short course" dalam bidang "Small scale business management" di Capilano College, Vancouver Kanada. Sekembali dari Kanada, saya ditugaskan meliput di Istana Presiden pada 1991 hingga 1992. Tahun berikutnya saya ditempatkan di New York selaku Kepala Biro Antara di Amerika hingga 1998.
Tidak sia-sia
Dari sini saya mengambil kesimpulan bahwa ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah tidak ada yang sia-sia. Setelah sering meliput isu kehutanan dan pertanian, saya kemudian banyak meliput isu-isu internasional, langsung dari Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.
Ketika kuliah di Program Studi Hubungan Internasional, saya banyak mempelajari dan membahas isu-isu internasional seperti diplomasi internasional, politik internasional, dan peran badan atau lembaga yang bernaung di bawah organisasi multilateral PBB.