Menjadi Wartawan, Terinspirasi Bung Karno dan Bung Hatta

photo author
- Jumat, 15 Agustus 2025 | 13:51 WIB
ilustrasi Bung Karno dan Bung Hatta sedang menyusun teks proklamasi sembari sahur (RI)
ilustrasi Bung Karno dan Bung Hatta sedang menyusun teks proklamasi sembari sahur (RI)

Sekembali dari New York saya mendapat kepercayaan di berbagai posisi, yakni sebagai Koordinator Kerjasama Antara dengan Kantor Berita Inggris Reuters, CEO di anak perusahaan Antara "Indonesia Market Quotes" (IMQ), dan Kepala Biro Antara Jawa Barat.

Selanjutnya saya mendapat amanah sebagai Direktur Utama Dana Pensiun Antara, Koordinator Staf Ahli, General Manager (GM) Pengembangan Bisnis, dan terakhir (sekarang) sebagai Direktur Pemberitaan Antara.

Khusus sebagai Direktur Pemberitaan, posisi ini adalah berdasarkan hasil "fit and proper test" yang dilakukan oleh sebuah lembaga independen atas permintaan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pesertanya adalah direksi petahana, para GM, dan beberapa Kepala Biro Antara Daerah.

Pada era konvergensi media serta perkembangan dan kemajuan teknologi informasi yang pesat dewasa ini Antara juga harus menjadi semacam "clearing house" (rumah penjernihan) atau tempat untuk meluruskan isu-isu negatif yang kini banyak berseliweran, khususnya di media sosial.

Maka, dalam kaitan ini saya selalu menekankan bahwa berita-berita Antara harus bersifat mendidik, mencerahkan, dan memberdayakan masyarakat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Antara itu sendiri didirikan oleh para pemuda pejuang, jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada 13 Desember 1937. Para pendiri kantor berita itu adalah Adam Malik, Pandu Kartawiguna, AM Sipahutar, dan Sumanang.

Khusus Adam Malik, setelah Indonesia merdeka, dia menduduki berbagai jabatan penting dan strategis, antara lain sebagai Presiden Majelis Umum PBB, Menteri Luar Negeri, dan Wakil Presiden RI.

Jika sebelum kemerdekaan Antara "menjembatani" kepentingan rakyat dan pejuang kemerdekaan (dan begitu pula sebaliknya), pada era setelah proklamasi kemerdekaan hingga sekarang kantor berita ini harus selalu dapat menjembatani kepentingan rakyat dengan pemerintah atau kepentingan pemerintah dengan rakyat Indonesia.

Bagi saya, bekerja sebagai wartawan di Antara adalah ibadah, dan jabatan selaku Direktur Pemberitaan adalah amanah. Maka, amanah itu harus dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya untuk kebaikan dan kemajuan Antara ke depan serta untuk kesejahteraan karyawan dan wartawannya.

Lebih dari itu, visi saya adalah menjadikan Antara sebagai kantor berita berkelas dunia serta menjadikan kantor berita tersebut sebagai "State Public Relations" yang handal dan terpercaya serta selalu mengedepankan kepentingan nasional, baik ke dalam maupun ke luar negeri.

"Last but not least", sebagai wartawan, saya tambah bersyukur dan bangga karena mendapat kepercayaan selaku salah satu penguji dalam Uji Kompetisi Wartawan (UKW) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Manfaat POA

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 15:34 WIB

10 Tips Memulai Bisnis yang Sukses

Selasa, 7 Oktober 2025 | 22:57 WIB

Persiapan TC Taekwondo di MA YPPA Cipulus

Selasa, 7 Oktober 2025 | 21:27 WIB

Makesta IPNU IPPNU Kecamatan Wanayasa 2025

Sabtu, 4 Oktober 2025 | 14:20 WIB
X