Senada, Koordinator Pendamping Desa Kecamatan Kiarapedes, Penda, menekankan pentingnya Berita Acara dalam setiap kegiatan.
“Secara administrasi, harus ada berita acara serah terima pekerjaan dari pelaksana kepada Pemerintah Desa. Itu kami laporkan langsung dalam aplikasi Monev DD Kementerian Desa,” jelasnya.
Semua proses, mulai dari perencanaan hingga realisasi, dipastikan tercatat dalam Sistem Informasi Desa.
Pendamping Lokal Desa (PLD) Pusakamulya, Enjang Sugianto, menegaskan bahwa seluruh pembangunan yang dilakukan telah melalui proses perencanaan partisipatif.
Baca Juga: Xiaomi Tinggalkan MIUI, HyperOS 3 Jadi Bukti Arah Baru Ekosistem Digital yang Lebih Terintegrasi
“Mulai dari Musyawarah Dusun, masuk ke RPJM Desa, hingga RKP Desa tahunan. Unsur masyarakat, termasuk kelompok tani, terlibat langsung. Jadi apa yang dibangun memang sesuai kebutuhan warga,” ujarnya.
Kepala Desa Pusakamulya, Nunung Rahayu, bersama jajaran perangkat desa turut hadir mendampingi proses Monev.
Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah desa untuk terbuka dan akuntabel dalam pengelolaan Dana Desa.
Secara nasional, Dana Desa 2025 memang diarahkan untuk pengentasan kemiskinan ekstrem, ketahanan pangan, penanganan stunting, desa digital, dan adaptasi perubahan iklim.
Apa yang dilakukan Desa Pusakamulya menjadi contoh bagaimana kebijakan pusat diterjemahkan ke dalam kebutuhan riil masyarakat di tingkat desa.
Melalui Monev Dana Desa tahap 2 ini, publik bisa melihat bahwa Dana Desa bukan sekadar angka di atas kertas.
Baca Juga: Tak Berdaya! Dimas Firdaus Atau Resbob Akhirnya Ditangkap Usai Hina Suku Sunda
Di Pusakamulya, Dana Desa 2025 benar-benar hadir dalam bentuk jalan yang lebih baik, lingkungan yang lebih sehat, dan fasilitas desa yang mendukung masa depan masyarakat.