Ia tumbuh dari keluarga petani sederhana dan sudah terbiasa bekerja keras sejak kecil.
Saat kuliah di UIN Suska Riau, ia bekerja sebagai cleaning service dan kuli bangunan untuk membiayai pendidikannya.
Ketekunan itu kemudian membawanya masuk ke dunia politik melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Wahid pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Riau dua periode (2009–2019), lalu melangkah ke DPR RI (2019–2024).
Pada Pemilu 2024, ia maju sebagai calon Gubernur Riau dan berhasil menang bersama S.F. Hariyanto.
Namun, belum genap setahun menjabat, namanya kini terseret dalam kasus dugaan korupsi proyek PUPR yang diusut KPK.
Baca Juga: UAS Unggah Kisah Menyentuh Abdul Wahid: Dari Anak Yatim hingga Gubernur yang Terjaring OTT KPK
Ustaz Abdul Somad Turut Singgung Abdul Wahid
Di tengah hebohnya penangkapan itu, Ustaz Abdul Somad (UAS) tiba-tiba membuat unggahan panjang di media sosial.
Ia menulis kisah hidup Abdul Wahid dengan gaya naratif menyentuh.
“Anak yatim. Dikirim ibunya mondok ke Canduang. Jadi kuli bangunan untuk biaya kuliah. Numpang di kantor PKB. Baru kenal dua bulan, dia pinang sendiri,” tulis UAS.
Di akhir unggahannya, UAS menulis kalimat yang membuat publik terdiam:
“Laut politik dengan angin kencang, karang tajam, dipukul ombak, dihempas gelombang.”
Unggahan itu langsung viral.
Banyak warganet menilai UAS tengah memberi dukungan moral di tengah badai politik yang menimpa sahabatnya.
Harapan dan Ironi
Abdul Wahid dulunya dikenal sebagai simbol perjuangan rakyat kecil yang berhasil naik dari bawah.