PURWAKARTA ONLINE – Konflik bersenjata di perbatasan Thailand dan Kamboja makin memanas.
Bentrokan antara militer kedua negara terjadi pada Kamis (24/7), menyusul dua ledakan ranjau yang melukai enam tentara Thailand dalam sepekan.
Thailand membalas dengan serangan udara, termasuk menjatuhkan dua bom di sekitar Kuil Preah Vihear, sebuah situs warisan dunia UNESCO yang selama ini menjadi objek sengketa.
Serangan ini menuai kecaman keras dari Kementerian Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja, yang menyebutnya sebagai bencana budaya dan tragedi moral.
Kamboja pun membalas dengan tembakan artileri dan roket, memperburuk eskalasi.
Ketegangan semakin tinggi setelah Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, tersandung skandal bocornya rekaman percakapan dengan mantan pemimpin Kamboja, Hun Sen, yang mempermalukan pihak militer Thailand.
Konflik ini tidak hanya berdampak pada aspek politik dan keamanan, tetapi juga mengguncang sektor bisnis dan pariwisata.
Penutupan perbatasan menyebabkan terhentinya perdagangan lintas negara, memukul bisnis dari skala kecil hingga besar—termasuk milik para orang kaya.
Baca Juga: Konvoi Tank Militer Kamboja Viral, Perbatasan Thailand Mencekam dan Ditutup Total!
Investasi pun terhenti, nilai properti di kota-kota perbatasan menurun drastis, dan perjalanan wisata ke area sengketa dihentikan.
Industri pariwisata yang selama ini menjadi sumber pendapatan utama bagi kedua negara, kini terancam lumpuh.
Selain para pengusaha, masyarakat biasa pun terkena dampak lebih parah.
Banyak yang kehilangan mata pencaharian dan akses ke barang kebutuhan pokok akibat penutupan pasar dan jalur perdagangan.