Adian Napitupulu Minta Dana CSR Tambang Fokus untuk Pemberdayaan Generasi Muda!

photo author
- Rabu, 14 Desember 2022 | 11:00 WIB
Anggota Komisi VII DPR RI, Adian Yunus Yusak Napitupulu (DPR RI/CoverBothSide.com)
Anggota Komisi VII DPR RI, Adian Yunus Yusak Napitupulu (DPR RI/CoverBothSide.com)

PURWAKARTA ONLINE, Jakarta - Usulan penggunaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan untuk menyelesaikan jalan yang rusak akibat aktivitas pertambangan sempat mencuat dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi VII DPR RI dengan Pimpinan dan Anggota Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Selatan

Namun usulan itu disoroti Anggota Komisi VII DPR RI Adian Yunus Yusak Napitupulu. 

Ia lebih setuju perbaikan jalan menggunakan biaya produksi perusahaan, dan dana CSR fokus pada pemberdayaan generasi muda.

Demikian ditekankan Adian saat mengikuti RDPU Komisi VII DPR RI dengan Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (12/12/2022). 

Baca Juga: Inovasi Ketahanan Pangan, Program Buruan Hejo Desa Kiarapedes, anti panik saat harga rawit selangit!

Dalam kesempatan itu, Komisi III DPRD Kalsel menyampaikan aspirasi terkait longsor dan amblesnya badan jalan nasional Trans-Kalimantan di kilometer 171, tepatnya di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel, yang longsor diduga aktivitas pertambangan batu bara oleh sejumlah perusahaan.

“Ada tambang yang mengambil terlalu banyak (hasil tambang), tetapi kemudian tidak mau berbagi apapun kepada rakyat. Saya kurang setuju (perbaikan jalan) dengan (menggunakan) dana CSR. Bagi saya ini tidak bisa diambil dari dana CSR," kata Adian.

Menurut Adian Napitupulu, perbaikan jalan seharusnya masuk ke dalam biaya operasional yang harus dikeluarkan selama proses produksi.

Menjadi sangat aneh jika jalan tersebut menjadi CSR, karena perusahaan tersebut menggunakan jalan tersebut sebagai transportasi produksi.

Baca Juga: Akhir dominasi Brasil di dunia, dikandaskan Kroasia di babak 8 besar Piala Dunia 2022!

"Kenapa demikian? Karena ini adalah bagian dari biaya produksi, dia (perusahaan tambang) menggunakan jalan itu sebagai transportasi produksinya. Jadi anggaran yang harus dipotong bukan anggaran CSR dari keuntungan (pertambangan), tetapi harus masuk pada cost biaya produksi mereka,” tegas Adian.

Akan lebih tepat jika CSR justru untuk pemberdayaan masyarakat, khususnya generasi muda.

“Lalu anggaran CSR itu untuk apa? Ya pakai saja untuk menyekolahkan anak-anak muda terbaik dari Kalimantan Selatan, agar 5 tahun kemudian bisa lahir insinyur-insinyur, sarjana-sarjana dari (perguruan tinggi) berbagai negara dengan ilmu-ilmu terbaik dan terbaru," tegas Adian.

Karena menurut Adian, tambang akan habis kemudian Kalimantan Selatan tidak akan punya apa-apa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: Dpr.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X