Semua menolak. Hingga akhirnya beberapa orang datang, mencoba, dan jatuh cinta pada proses membatik.
Motivasi Laila sederhana tapi kuat: ilmu orang tua harus bermanfaat bagi masyarakat Lampung dan mengangkat martabat daerah.
Baca Juga: Purwakarta Lantik 4.408 PPPK Paruh Waktu, Langkah Bersejarah di Hari Guru Nasional 2025
Melahirkan Banyak Pelaku Usaha Baru
Batik Siger kini bukan hanya brand.
Ini adalah ekosistem pemberdayaan perempuan.
Banyak alumninya menjadi pembatik mandiri dan membuka usaha sendiri.
Sekitar 80% penjualan Batik Siger berada di Lampung, dan sisanya menyebar ke seluruh Indonesia lewat e-commerce.
Baca Juga: Detik-Detik Kecelakaan Gary Iskak: Saksi Dengar Benturan Keras, Tubuh Tergeletak Tanpa Helm
UMKM dengan Prinsip Ramah Lingkungan
Batik Siger juga dikenal karena kepeduliannya terhadap alam.
Sekitar 70% produksi menggunakan pewarna alami, sementara limbah pewarna sintetis disaring agar tidak mencemari lingkungan.
Komitmen inilah yang mengantarkan Batik Siger meraih Penghargaan Upakarti 2014.
Pendampingan BRI Bantu UMKM Naik Kelas
Perkembangan Batik Siger semakin kuat setelah Laila bergabung dengan Program Rumah BUMN BRI sejak 2011-2012.