Sementara itu, Endah Diana, pengurus Bank Sampah Azalea, menyampaikan bahwa pelatihan dari BRI Peduli memberikan manfaat besar bagi anggotanya.
Baca Juga: BRI Tegaskan Komitmen Keberlanjutan Lewat BRI Peduli dan Program TJSL di ISF 2025
“Sebelumnya kami hanya menjual minyak jelantah ke bank sampah induk. Kini, kami bisa mengolahnya sendiri menjadi sabun yang bisa digunakan atau dijual kembali,” ungkap Endah.
Langkah nyata BRI Peduli ini tak hanya menciptakan lingkungan lebih bersih dan sehat, tetapi juga memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah.
Program Yok Kita Gas telah membuktikan bahwa kolaborasi dan inovasi mampu menjadi kunci dalam menghadapi persoalan sampah di Indonesia secara berkelanjutan.
Sejak digulirkan pada 2021, BRI Peduli Yok Kita Gas telah dilaksanakan di 41 lokasi di seluruh Indonesia, termasuk 5 pasar tradisional dan 35 lokasi masyarakat umum.
Program ini juga menyasar 38 bank sampah dengan total tabungan mencapai Rp1,79 miliar.
Baca Juga: BRI Peduli Dorong Bisnis Hijau dan Sosial Lewat Prinsip ESG, Begini Dampaknya untuk Indonesia
Selain itu, program tersebut telah menghasilkan 155 karung pupuk kompos, 1.250 kemasan pupuk organik cair (POC), 6.921,5 maggot, serta 777 eco-enzyme.
Secara keseluruhan, sampah organik sebanyak 108.860 kg dan anorganik 88.449,4 kg berhasil dikelola, dengan potensi reduksi emisi gas metana dan karbon dioksida mencapai jutaan kilogram.
Melalui program CSR BRI Peduli – Yok Kita Gas, BRI (kode saham: BBRI) menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.***