PURWAKARTA ONLINE - Apa yang awalnya hanya keisengan di masa pandemi, kini menjelma menjadi kisah sukses yang menginspirasi.
Haluan Bali, brand fashion berkelanjutan asal Jimbaran, Bali, berhasil membawa karya lokal menembus pasar internasional berkat perpaduan seni tradisi, teknologi, dan semangat pemberdayaan.
Pendiri Haluan Bali, Defria Kirana, memulai perjalanannya pada 2020 dengan menciptakan jaket yang tak hanya stylish, tetapi juga nyaman dipakai saat pandemi COVID-19.
“Setiap pola kami gambar sendiri, mengangkat tema Nusantara, dengan konsisten menghadirkan sentuhan warna cerah yang eyecatching,” tutur Defria.
Baca Juga: BRI Resmikan BRI Taipei Branch, Permudah Layanan Internasional bagi 100 PMI dan Diaspora Indonesia
Seiring waktu, koleksi Haluan Bali berkembang dari jaket, kemeja, hingga outer. Namun yang paling unik, Defria menyematkan teknologi Augmented Reality (AR) ke dalam produknya.
Dengan konsep “Baju Bisa Bicara”, pelanggan bisa memindai motif pakaian lalu menikmati video storytelling tentang Indonesia.
Teknologi Bertemu Keberlanjutan
Lulusan IT ini membuktikan bahwa teknologi bisa berpadu dengan kepedulian lingkungan. Awalnya, Haluan Bali masih banyak menggunakan polyester.
Kini, perlahan mereka beralih ke organic fabric agar produk lebih ramah lingkungan. “Kami ingin karya ini bukan hanya indah dipakai, tapi juga baik bagi bumi,” kata Defria.
Baca Juga: BRI (BBRI) Raih 3 Penghargaan Internasional di Euromoney Awards for Excellence 2025
Tak berhenti di sana, Haluan Bali juga menjadi ruang pemberdayaan sosial. Defria melibatkan perempuan di Jimbaran dalam produksi, pemasaran, hingga pengembangan komunitas.
Dari sini, Haluan Bali tumbuh menjadi lebih dari sekadar brand fashion: ia adalah wadah pemberdayaan.
Bertumbuh Bersama BRI