BRI Genjot Kredit Korporasi Rp278,78 Triliun, Kinerja Keuangan BBRI Kian Moncer di 2025

PURWAKARTA ONLINE – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatat kinerja keuangan yang impresif pada Triwulan II 2025.

Penyaluran kredit korporasi tumbuh signifikan, menjadi bukti komitmen perseroan dalam mendorong ekspansi sektor produktif dan menjaga pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

Secara konsolidasi, realisasi kredit korporasi BRI mencapai Rp278,78 triliun, naik 15,64% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Di saat yang sama, rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) segmen korporasi tetap terkendali di level sehat, yakni 1,61%.

Baca Juga: Dampak Tarif Impor 39% Donald Trump Guncang Pasar Emas Dunia

Direktur Corporate Banking BRI, Riko Tasmaya, menegaskan bahwa BRI tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pembiayaan, dengan fokus pada korporasi yang terhubung langsung ke rantai pasok (value chain) segmen usaha mikro.

“Kami mengoptimalkan potensi sektor korporasi agar menjangkau lebih banyak pelaku ekonomi yang membutuhkan permodalan. Ekosistem ini tidak hanya membuka peluang pertumbuhan, tetapi juga memperkuat stabilitas ekonomi,” ujarnya.

Tak hanya dari sisi pembiayaan, BRI juga memperkuat layanan wholesale transaction banking lewat platform QLola.

Platform ini menjadi solusi terpadu bagi operasional bisnis korporasi, dilengkapi fitur real-time report dan account statement yang dapat diakses kapan saja.

Baca Juga: BRI, Bank Sepanjang Hidup! Ada di Kampung Kami, juga Ada di Luar Negeri

Langkah strategis ini mempertegas posisi BRI sebagai motor penggerak perekonomian nasional.

Selain mengokohkan UMKM sebagai fondasi ekonomi kerakyatan, BRI juga menjaga keseimbangan portofolio pembiayaan dengan mendukung sektor korporasi strategis yang mampu menciptakan lapangan kerja dan memperkuat struktur ekonomi Indonesia.

Kinerja positif ini turut tercermin dari laporan paruh pertama 2025. Total aset BRI tumbuh 6,5% YoY menjadi Rp2.106,4 triliun.

Sementara penyaluran kredit naik 6,0% YoY menjadi Rp1.416,6 triliun, dengan segmen UMKM tetap mendominasi porsi kredit hingga 80,32%.