bisnis

Defisit APBN dan Kontraksi Pajak Picu Anjloknya IHSG

Rabu, 19 Maret 2025 | 19:00 WIB
Defisit APBN dan kontraksi pajak jadi pemicu anjloknya IHSG. Simak analisis lengkap dampaknya bagi pasar saham Indonesia. (Kolase antara peraturan.bpk.go.id dan kemenkeu.go.id)

PURWAKARTA ONLINE, Jakarta - Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Februari 2025 tercatat defisit Rp31,2 triliun, atau 0,13% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Kondisi ini, ditambah dengan kontraksi penerimaan pajak sebesar 30%, menjadi pemicu utama anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini.

Dampak Defisit APBN

Defisit APBN menunjukkan bahwa pemerintah kesulitan mengelola keuangan negara di tengah perlambatan ekonomi.

Baca Juga: QLola by BRI Tembus Rp8.400 Triliun, Cetak Rekor Baru dalam Transaksi Cash Management

Hal ini berdampak pada kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.

Kontraksi Penerimaan Pajak

Penerimaan pajak yang terkontraksi 30% juga menjadi indikator lemahnya aktivitas bisnis.

"Turunnya penerimaan pajak menunjukkan bahwa daya beli masyarakat dan aktivitas bisnis sedang lesu," ujar Arwendy Rinaldi Moechtar.

Prospek ke Depan

Meski saat ini kondisi pasar sedang tertekan, beberapa analis optimistis bahwa IHSG masih memiliki potensi pulih.

Baca Juga: Hyundai Indonesia Luncurkan Program Bantuan Banjir untuk Pemilik Mobil Hyundai dan Merek Lain

Namun, pemulihan tersebut sangat bergantung pada kebijakan pemerintah dan stabilitas ekonomi global.***

Tags

Terkini