Di sisi lain, dorongan untuk mempercepat justru semakin kuat. Dalam logika geopolitik dan ekonomi global, keterlambatan berarti kalah.
Donald Trump dan banyak elite bisnis melihat percepatan AI sebagai kebutuhan strategis nasional. CEO Meta Mark Zuckerberg bahkan terang-terangan menyatakan lebih baik salah membelanjakan ratusan miliar dolar daripada terlambat membangun kecerdasan buatan super.
Angka-angkanya mencengangkan. Google meningkatkan belanja modal 83 persen menjadi 24 miliar dolar. Microsoft menembus 35 miliar dolar.
Amazon memproyeksikan pengeluaran hingga 125 miliar dolar pada 2025. Semua ini berpacu dengan waktu.
Masalahnya, percepatan ini sering berbenturan dengan ritme kehidupan lokal yang lebih lambat dan penuh pertimbangan.
Energi Jadi Medan Pertarungan Baru
Ketersediaan energi kini menjadi senjata utama. Perusahaan yang mampu membangun pembangkit sendiri atau bermitra dengan pengguna listrik besar memiliki keunggulan kompetitif.
Baca Juga: Kredit Terus Tumbuh, Dividen BBRI Tetap Mengalir, Mesin Uang Bank Rakyat Belum Mati
Gas alam dan nuklir masih mendominasi, sementara penyimpanan baterai diprediksi menjadi solusi jangka panjang.
Salah satu jalan tengah yang mulai diterapkan adalah tarif listrik khusus untuk pusat data. Dengan cara ini, beban biaya dialihkan ke pengguna energi tinggi, sementara stabilitas jaringan tetap terjaga. Solusi ini tidak sempurna, tetapi menunjukkan bahwa kompromi masih mungkin dilakukan.
Apa relevansinya bagi pembaca di Purwakarta dan kota-kota lain di Indonesia? Sangat besar. Dunia sedang bergerak cepat, tetapi tidak semua tempat harus berlari dengan kecepatan yang sama. Kota kecil punya hak untuk bertanya, menimbang, dan menentukan arah pembangunan digitalnya.
Langkah praktis yang bisa dilakukan masyarakat adalah aktif terlibat dalam diskusi publik, memahami dampak ekonomi dan lingkungan proyek besar, serta mendorong transparansi kebijakan energi.
Baca Juga: Dividen BBRI Datang dari Rakyat, 80 Persen Kredit UMKM Jadi Mesin Uang Investor
Sementara bagi pemerintah daerah, kuncinya ada pada keseimbangan: membuka peluang ekonomi tanpa mengorbankan kualitas hidup warganya.
Artikel Terkait
Beli Saham Sejak Desember, Lo Kheng Hong Panen Dividen BBRI Rp10,26 Miliar, Ini Pelajaran Pentingnya
Di Tengah Ketidakpastian Global, Saham Bank Pelat Merah Masih Menjanjikan, BBRI Jadi Contoh
Warga Kampung Cihuni Plered Digegerkan Mayat Pria Tanpa Identitas Membusuk di Kebun Warga
Bau Menyengat Selama Tiga Hari, Warga Plered Temukan Mayat Pria Tanpa Identitas di Kebun
KPK OTT Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang: Harta Rp79 Miliar, Garasi Mobil Mewah Jadi Sorotan Publik
KPK OTT Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang, Total Harta Rp79 Miliar dan Mobil Mewah Jadi Sorotan Publik
Isi Garasi Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Terungkap Usai OTT KPK, Ada Ford Mustang Rp1,4 Miliar
Usai OTT KPK, Pemkab Bekasi Pastikan Pelayanan Publik Tetap Normal Meski Ruang Bupati Disegel
10 Orang Diamankan KPK di Bekasi, Status Bupati Ade Kuswara Kunang Masih Ditentukan
KPK OTT Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang: Pemerintahan Klaim Normal, Publik Bertanya Ada Apa Sebenarnya?