Ekonom UGM Desak Prabowo Ambil Alih 51% Saham BCA, Mega Skandal BLBI Kembali Disorot

photo author
- Selasa, 19 Agustus 2025 | 09:00 WIB
Ilustrasi Bank BCA. Ekonom UGM Sasmito Hadinegoro minta Presiden Prabowo selamatkan uang negara terkait skandal BLBI dan ambil alih 51% saham BCA. (Dok. Istimewa)
Ilustrasi Bank BCA. Ekonom UGM Sasmito Hadinegoro minta Presiden Prabowo selamatkan uang negara terkait skandal BLBI dan ambil alih 51% saham BCA. (Dok. Istimewa)

PURWAKARTA ONLINE – Skandal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) kembali jadi sorotan.

Kali ini, suara lantang datang dari Sasmito Hadinegoro, ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM).

Ia mendorong Presiden Prabowo Subianto mengambil langkah tegas untuk menyelamatkan uang negara yang diduga masih tersangkut dalam kasus besar ini.

Menurut Sasmito, salah satu langkah strategis yang bisa ditempuh pemerintah adalah mengambil alih kembali 51 persen saham Bank Central Asia (BCA).

Baca Juga: Batas Waktu Pemutihan Pajak PBB Purwakarta, Kado HUT RI ke-80 dari Pemkab dan Gubernur Jabar

Saham tersebut kini dikuasai oleh Djarum Group, kerajaan bisnis keluarga Hartono.

“Presiden Prabowo perlu segera membentuk tim khusus untuk membongkar dugaan mafia keuangan di balik skandal BLBI. Uang rakyat yang jumlahnya triliunan rupiah harus diselamatkan,” ujar Sasmito.

Ia juga menyinggung proses akuisisi saham BCA pada era Presiden Megawati.

Menurutnya, terdapat indikasi rekayasa dalam pengambilalihan saham terbesar bank swasta nasional tersebut.

Baca Juga: Amalia Mutya Zain Viral, Dari Streamer Game hingga Terseret Skandal Video Pribadi

“Pada Desember 2002, nilai saham BCA tercatat Rp117 triliun. Dalam buku, BCA memiliki utang ke negara sebesar Rp60 triliun yang diangsur Rp7 triliun setiap tahun. Hal ini perlu ditelusuri kembali secara transparan,” tegasnya.

Pernyataan ini membuat publik kembali menyoroti keterkaitan antara Danantara, BLBI, dan kepemilikan saham perbankan nasional.

Banyak pihak menilai langkah berani pemerintah diperlukan untuk memastikan tidak ada lagi celah permainan para elite ekonomi yang merugikan negara.

Kini, bola ada di tangan Presiden Prabowo.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X