Pendiri Binance Akui Bersalah dalam Penyelesaian 4,3 Miliar Dollar: Perubahan Besar bagi Raksasa Kripto di Amerika

photo author
- Rabu, 22 November 2023 | 10:31 WIB
Pendiri Binance, Changpeng Zhao (CZ), baru-baru ini mengungkapkan pandangannya mengenai tren harga dan siklus pasar kripto. (Deo Siagian)
Pendiri Binance, Changpeng Zhao (CZ), baru-baru ini mengungkapkan pandangannya mengenai tren harga dan siklus pasar kripto. (Deo Siagian)

PurwakartaOnline.com - Sebuah langkah mengejutkan terjadi dalam dunia kripto global ketika pendiri dan CEO Binance, Changpeng Zhao (CZ), mengumumkan pengunduran dirinya setelah mengaku bersalah atas sejumlah pelanggaran yang dihadapi dari Departemen Kehakiman dan agensi lain di Amerika Serikat. Dalam sidang federal di Seattle pada hari Selasa, Zhao memasuki pengakuannya yang mencakup serangkaian pelanggaran hukum yang membawa dampak signifikan pada eksistensi Binance sebagai bursa kripto terbesar di dunia.

Menurut pernyataan resmi dari Departemen Kehakiman, Binance telah setuju membayar sekitar $4.3 miliar untuk menyelesaikan penyelidikan yang dilakukan oleh lembaga tersebut. Kesepakatan ini mencakup perjanjian dengan Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN) Departemen Keuangan, Office of Foreign Assets Control (OFAC), dan Commodity Futures Trading Commission (CFTC). Dengan ini, sekitar $1.8 miliar akan dikreditkan sebagai bagian dari penyelesaian tersebut.

Pelanggaran yang Diakui

Dalam pengakuan bersalahnya, Binance mengakui terlibat dalam pelanggaran anti-pencucian uang, pengiriman uang tanpa lisensi, dan pelanggaran sanksi. Pernyataan resmi Departemen Kehakiman menyebutnya sebagai "penyelesaian korporat terbesar" yang melibatkan dakwaan pidana terhadap seorang eksekutif, dengan Zhao mengaku bersalah karena tidak menjaga program anti-pencucian uang.

Peran Kunci Zhao dan Dampak pada Pertumbuhan Binance

Zhao, yang dikenal dengan nama panggilan "CZ," sebelumnya memimpin Binance sejak diluncurkan pada Juni 2017 hingga menjelma menjadi bursa kripto terbesar di dunia dalam waktu 180 hari. Namun, kesuksesan ini tidak terlepas dari kontroversi, termasuk komentarnya yang dianggap menyebabkan keruntuhan FTX, salah satu pesaing utamanya.

Meskipun pertumbuhan pesatnya, Binance terus menarik perhatian regulator. Pada bulan Maret, CFTC mengajukan gugatan terhadap Binance, Zhao, dan Chief Compliance Officer Samuel Lim atas dugaan pelanggaran aturan perdagangan dan derivatif. Bulan berikutnya, Securities and Exchange Commission (SEC) AS menuduh Binance dan Zhao berbohong kepada regulator tentang operasinya, dengan 13 dakwaan diajukan dalam kasus federal.

Baca Juga: Mark Mateschitz: Penerus Sukses Red Bull, Miliarder Muda Terkaya di Eropa Mengukir Era Baru dalam Bisnis Minuman Global

Konsekuensi dan Langkah-langkah Perbaikan

Sebagai bagian dari kesepakatan pengakuan bersalah, Zhao akan mundur dari jabatannya sebagai CEO, dan Binance setuju untuk melibatkan seorang monitor kepatuhan independen selama periode tiga tahun. Ini merupakan langkah serius yang diambil untuk memperbaiki kepatuhan perusahaan terhadap regulasi AS.

Meskipun pernyataan Binance tidak menyebutkan secara rinci dampak pengunduran diri Zhao, langkah ini jelas merupakan tanggung jawab yang diambil pendiri perusahaan terhadap pelanggaran hukum yang terjadi selama ini.

Kesimpulan

Kesepakatan sebesar $4.3 miliar ini dan pengunduran diri Zhao menandai titik balik penting dalam hubungan antara bursa kripto dan regulator AS. Ini juga memberikan pelajaran berharga bahwa menggunakan teknologi baru untuk melanggar hukum bukanlah tindakan inovatif, melainkan tindakan kriminal.

Penting bagi industri kripto untuk memahami bahwa, untuk meraih manfaat dari sistem keuangan AS, aturan harus diikuti. Dengan demikian, setiap tindakan yang melanggar undang-undang dapat memiliki konsekuensi serius. Sebagai pemain di pasar kripto, kepatuhan pada peraturan harus menjadi prioritas utama untuk memastikan keberlanjutan dan integritas industri.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Febri Nugrahadi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X