Di Pulau Seribu Masjid Lombok, ada Kelenteng yang Sangat Indah. Berdiri Kokoh di Tengah Kebhinekaan!

- Selasa, 8 November 2022 | 06:00 WIB
Tangkapan layar foto Kelenteng Pao Hwa Kong, di Ampenan, Lombok, Nusa Tenggara Barat. (Indonesia.go.id)
Tangkapan layar foto Kelenteng Pao Hwa Kong, di Ampenan, Lombok, Nusa Tenggara Barat. (Indonesia.go.id)

PURWAKARTA ONLINE, Lombok - Lombok sebagai pulau utama di Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki sejarah budaya yang panjang.

Berbagai etnis di Nusantara berkumpul di pulau seluas 4.739 kilometer persegi itu.

Sebagian dari mereka, di masa lalu, memasuki Pulau Seribu Masjid itu dari kawasan Ampenan, sekitar 25 menit berkendara dari Mataram, ibu kota provinsi berjuluk Bumi Gora ini.

Ampenan dulunya merupakan pusat perniagaan karena dekat dengan kawasan pesisir dan terdapat pelabuhan yang dibangun pemerintahan Kolonial Belanda sejak 1896 lampau.

Baca Juga: Jauhkan Anak-anak, Yuk Akses Link Nonton Film 365 Days Season 3, Super Erotis Sub Indo Viral Tanpa IndoXXI

Pelabuhan ini pun menjadi pintu masuk masyarakat dari berbagai suku dan etnis ke Lombok. Sebut saja Suku Melayu, Suku Banjar dan Suku Bugis.

Ada juga etnis Arab dan Tionghoa yang merupakan kelompok pedagang. Mereka berdampingan hidup dengan warga Suku Sasak, suku asli Lombok.

Di Ampenan ini, mereka kemudian membangun perkampungan dengan nama sesuai asal suku atau etnisnya.

Etnis Tionghoa sendiri membentuk komunitas mereka sekitar 2 kilometer dari pelabuhan, tepatnya di sepanjang Jl Yos Sudarso yang sebelumnya bernama Jl Pabean.

Baca Juga: Di Turnamen Badminton Hylo Open 2022 Jerman, Ginting Gasak Tanpa Ampun Mantan Juara Dunia!

Mereka mendirikan sejumlah bangunan sekaligus tempat berdagang di Pabean hingga menuju Simpang Lima, dikenal juga sebagai kawasan Pecinan.

Sebetulnya tidak sulit untuk mencari kawasan ini di Ampenan, penandanya adalah sebuah gapura besar warna merah muda bertuliskan "Ampenan">Kota Tua Ampenan" setinggi sekitar tujuh meter dan lebar sepuluh meter tepat di mulut kawasan Pabean.

Di Pabean terdapat sebuah kelenteng dan saksi bisu awal keberadaan etnis Tionghoa di tanah Lombok.

Awalnya kelenteng tersebut adalah rumah seorang warga Tionghoa.

Halaman:

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: Indonesia.go.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

5 Cara mengembangkan bisnis Desa Wisata!

Jumat, 10 Februari 2023 | 09:55 WIB

Gara-gara ini Danau Toba jadi sorotan dunia!

Minggu, 18 Desember 2022 | 10:00 WIB

Kesiapan DIY jadi tuan rumah ASEAN Tourism Forum 2023!

Minggu, 18 Desember 2022 | 09:00 WIB

Cara Sandiaga Uno dorong pariwisata berkualitas!

Jumat, 16 Desember 2022 | 17:00 WIB
X