Di Pos 2, pendaki akan menemukan “Batu Anjing” yang diyakini sebagai jelmaan seekor anjing.
Bentuknya memang menyerupai anjing duduk. Meski kebenaran cerita sulit dibuktikan, kisah ini tetap diwariskan dari mulut ke mulut.
Baca Juga: Geely Mulai Produksi Mobil di Purwakarta dengan Standar Global, Perkuat Industri Otomotif Indonesia
Petilasan dan Puncak Sakral
Tak jauh dari jalur pendakian, terdapat dua petilasan yang diyakini sebagai tempat leluhur bersemayam.
Banyak pengunjung yang menyempatkan diri untuk berdoa di sana. Ada yang datang untuk mencari ketenangan, ada pula yang berharap mendapat berkah—mulai dari kelancaran rezeki hingga kenaikan jabatan.
Seorang pendaki yang ditemui tim mengaku merasakan energi berbeda di puncak “Di atas sini rasanya luar biasa. Anginnya sejuk, tapi ada juga hawa yang bikin bulu kuduk merinding,” katanya.
Puncak Gunung Lembu ditandai dengan batu raksasa tanpa tumbuhan, menjulang tepat di tepi jurang.
Baca Juga: Geely Mulai Produksi Mobil di Purwakarta dengan Standar Global, Perkuat Industri Otomotif Indonesia
Dari titik ini, panorama Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Karawang, bahkan Bekasi terlihat jelas. Meski menawan, banyak yang percaya bahwa tempat ini sakral.
Aturan Tak Tertulis dan Kisah Mistis
Karena dianggap bertuah, ada aturan tak tertulis yang dipercaya masyarakat. Pendaki dilarang bersikap sombong atau berkata kasar.
Disarankan juga berpakaian sopan, bahkan ada yang membawa sarung dan peci. Jika aturan dilanggar, konon pendaki bisa tersesat, hilang kesadaran, atau diganggu makhluk gaib.
Salah satu kisah yang sering terdengar adalah kemunculan sosok nenek-nenek berpakaian putih. Bahkan ada cerita pendaki yang diikuti sosok tersebut hingga pulang ke rumah.
Baca Juga: Produksi KD Dimulai di Pabrik Geely Purwakarta, Percepat Distribusi Mobil Listrik