Petani senior, Aeng Haerudin, turut hadir dan membagikan kisahnya tentang kegagalan menanam cengkeh karena menggunakan bibit yang tidak berkualitas.
“Ilmu bertani itu penting. Jangan sampai sudah bertahun-tahun menanam, tapi akhirnya gagal panen,” pesan Aeng kepada para pemuda.
Komoditas Kopi sebagai Ikon Baru
Sekretaris Komunitas Pemuda Agra Mandiri, Diki alias Coki, menuturkan harapannya agar kopi bisa menjadi ciri khas Desa Sukamulya selain dari wisata alam yang sudah dikenal.
“Tentu kopi ini bisa kita kolaborasikan. Tapi masalah kami sebagai pemuda, banyak ide tapi kedul (malas) macul (bertani),” candanya.
Indahnya Gunung, Hangatnya Kolaborasi
Dari awal diskusi hingga sore hari, suasana alam berubah dramatis.
Kabut menyelimuti Gunung Parang, menghadirkan nuansa magis seolah berada di negeri dongeng.
Saat diskusi usai, kabut menghilang, dua gunung kembali menampakkan kegagahannya.
Para peserta tak melewatkan momen ini untuk berfoto bersama di hadapan Gunung Parang.
Hari itu bukan hanya diskusi, tapi juga pengalaman spiritual yang menggugah—memuji Sang Maha Pencipta atas segala keindahan dan potensi yang ada.***