Inilah Makanan Khas Batanghari yang Legit dan Sarat Makna, Cocok untuk Takjil dan Idul Fitri

PURWAKARTA ONLINE, Batanghari - Di tengah gemerlap kue modern, Kabupaten Batanghari, Jambi, masih setia melestarikan Kue Padamaran—kue tradisional beraroma pandan yang menjadi simbol kearifan lokal. Tak sekadar camilan, kue ini adalah cerita tentang warisan kuliner yang bertahan dari generasi ke generasi, terutama saat Ramadan tiba.

Dari Acara Adat, Takjil Ramadan Hingga Lebaran

Kue Padamaran dulunya adalah hidangan elit, disajikan dalam acara penting seperti pernikahan atau syukuran. Kini, kue ini lebih mudah ditemui sebagai menu takjil selama Ramadan.

Dibungkus daun pisang berbentuk takir (wadah persegi panjang), Kue Padamaran memikat dengan warna hijau alami dari daun suji dan aroma pandan. Teksturnya lembut, rasanya manis-gurih berkat perpaduan gula merah dan santan kental—kombinasi sempurna untuk mengembalikan energi setelah berpuasa.

Bahan Sederhana, Kaya Rasa

Kue ini dibuat dari bahan-bahan lokal:

- Tepung beras

- Santan murni

- Gula merah iris

- Daun pandan/suji

- Garam

Proses pembuatannya pun sederhana: adonan dikukus dalam takir daun pisang selama 20 menit, lalu diberi topping gula merah.

PAFI Batanghari dan Pelestarian Kuliner Lokal

Organisasi seperti PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) Kabupaten Batanghari turut mendukung pelestarian warisan lokal, termasuk kuliner. Sebagai lembaga yang fokus pada standar profesionalisme, PAFI juga mengapresiasi nilai kesehatan dari bahan alami seperti santan dan gula merah dalam Kue Pedamaran.