Studi Terbaru Mengungkap Keterkaitan Antara Materi, Antimateri, dan Substansi Gelap dalam Big Bang!

- Selasa, 21 Maret 2023 | 08:21 WIB
Grafik ini menunjukkan garis waktu alam semesta berdasarkan teori Big Bang dan model inflasi. (Gambar: Tim Sains NASA / WMAP)
Grafik ini menunjukkan garis waktu alam semesta berdasarkan teori Big Bang dan model inflasi. (Gambar: Tim Sains NASA / WMAP)

PURWAKARTA ONLINE - Pada sebuah studi tahun 2020, peneliti mencoba menyelidiki perpecahan antara materi dan antimateri.

Dalam studi tersebut, yang belum melewati proses peer-review, mereka mengusulkan bahwa ketidakseimbangan antara jumlah materi dan antimateri dalam alam semesta terkait dengan jumlah substansi gelap yang sangat besar, yaitu zat yang tidak dikenal yang mempengaruhi gravitasi tetapi tidak berinteraksi dengan cahaya.

Mereka mengusulkan bahwa pada saat-saat penting setelah Big Bang, alam semesta mungkin terdorong untuk membuat lebih banyak materi daripada antimateri, yang kemudian dapat mengarah pada pembentukan substansi gelap.

Baca Juga: Perkembangan Terbaru Teori Big Bang: Penemuan Black Hole, Gelombang Gravitasi, Multiverse dan Materi Gelap!

CMB telah diamati oleh banyak peneliti dan melalui misi pesawat ruang angkasa. Salah satu misi pesawat ruang angkasa yang paling terkenal dalam melakukan hal tersebut adalah satelit Cosmic Background Explorer (COBE) milik NASA, yang memetakan langit pada tahun 1990-an.

Beberapa misi lain telah mengikuti jejak COBE, seperti eksperimen BOOMERanG (Balloon Observations of Millimetric Extragalactic Radiation and Geophysics), satelit Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP) milik NASA, dan satelit Planck milik European Space Agency.

Meskipun mayoritas komunitas astronomi menerima teori Big Bang, masih ada beberapa teori alternatif selain Big Bang, seperti inflasi abadi atau alam semesta yang osilasi.

Baca Juga: Efek Minum Kopi Setiap Hari pada Kesehatan: Positif atau Negatif?

Karena teknologi yang ada belum memungkinkan para astronom untuk melihat langsung kelahiran alam semesta, sebagian besar pemahaman tentang Big Bang berasal dari rumus matematika dan model-model.

Astronom dapat melihat "ekho" dari perluasan melalui fenomena yang dikenal sebagai latar belakang radiasi mikro kosmis.

Dalam waktu sekitar 13,7 miliar tahun, segala sesuatu di seluruh alam semesta terkondensasi dalam singularitas infinitesimal kecil, sebuah titik kepadatan dan panas yang tak terbatas.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, Selasa 21 Maret 2023: Roda Nasib Tak Pernah Berhenti Berputar, WASPADA!

Tiba-tiba, sebuah perluasan eksplosif dimulai, membesarkan alam semesta kita keluar lebih cepat dari kecepatan cahaya.

Ini adalah periode inflasi kosmik yang berlangsung hanya beberapa bagian dari detik - sekitar 10^-32 detik, menurut teori Alan Guth pada tahun 1980 yang mengubah cara kita berpikir tentang Big Bang selamanya.

Halaman:

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: Space.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Catatan Dunia Islam tentang Teleportasi!

Minggu, 19 Maret 2023 | 17:33 WIB
X