Platform Video Streaming TWITCH Tarik Kembali Kebijakan Barunya, Gara-gara Kasus Pornografi!

PurwakartaOnline.com - Twitch, platform streaming populer, baru-baru ini membuat kejutan dengan mengumumkan kebijakan yang mengizinkan lebih banyak konten telanjang.

Namun, dalam waktu singkat, keputusan tersebut ditarik kembali.

CEO Twitch, Dan Clancy, menyampaikan dalam sebuah blog post bahwa perubahan kebijakan ini berawal dari permintaan komunitas seniman di Twitch yang ingin menggunakan bentuk tubuh manusia dalam karya seni mereka.

Baca Juga: GILA!!! Platform X Punya Elon Musk Dituding Melanggar DSA, Denda Hingga 6 Persen Pendapatan Global

Namun, setelah kebijakan diubah, sejumlah streamer melanggar kebijakan tersebut dengan konten yang dinilai melanggar aturan baru.

Dalam pernyataannya, Clancy mengakui bahwa tantangan muncul karena kesulitan membedakan antara seni digital dan fotografi, terutama dalam representasi tubuh manusia.

Kebijakan ini menghadirkan persoalan unik karena kecerdasan buatan dapat membuat gambar-gambar realistis yang sulit dibedakan antara seni dan foto nyata.

Baca Juga: Cara Memperbaiki Instalasi Printer Phantom HP di Windows: Solusi Cepat dengan Alat Microsoft Terbaru

Sebelum perubahan kebijakan ini, Twitch telah lama menjadi sorotan karena kebijakan konten seksualnya yang membingungkan, terutama dalam penalti terhadap streamer yang secara subjektif dianggap melanggar kebijakan tersebut.

Salah satu contoh terkini adalah pelarangan seorang model OnlyFans, Morgpie, yang di-ban karena mengunggah konten yang "telanjang".

Meskipun video Morgpie hanya menunjukkan implikasi nudity tanpa secara eksplisit melanggar kebijakan konten seksual Twitch, keputusan Twitch dalam hal ini masih dipertanyakan.

Baca Juga: Apa itu 'Digital Freak'? Kenapa Sangat Penting di Era Teknologi ini, Kamu akan Sulit Bersaing di Dunia Kerja jika Tidak Memilikinya

Menyikapi masalah ini, Twitch berusaha mengeliminasi kebingungan dengan menggabungkan dua kebijakan terpisah tentang konten seksual menjadi satu kebijakan tunggal yang lebih jelas.

Mereka juga mulai mengizinkan beberapa konten seksual tertentu yang sebelumnya dibatasi dengan penerapan label klasifikasi konten yang tepat.