Tan Malaka dan Peringatan Akan Runtuhnya Kapitalisme: Dari Naar de Republiek Indonesia ke Kini

photo author
- Rabu, 4 Juni 2025 | 18:00 WIB
Tan Malaka dalam Naar de Republiek Indonesia sudah meramalkan runtuhnya kapitalisme menuju korporatokrasi. (Istimewa)
Tan Malaka dalam Naar de Republiek Indonesia sudah meramalkan runtuhnya kapitalisme menuju korporatokrasi. (Istimewa)

PURWAKARTA ONLINE – Dalam sejarah pemikiran politik Indonesia, nama Tan Malaka selalu menjadi sosok yang sulit dilupakan.

Melalui karya monumental Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia) yang diterbitkan tahun 1924, ia bukan hanya memicu semangat kemerdekaan, tetapi juga menawarkan analisis tajam atas sistem ekonomi global: kapitalisme.

Dalam Bab I bukunya, Tan Malaka memotret kondisi dunia pasca Perang Dunia I.

Ia membagi dunia menjadi dua kelompok besar: negara-negara pemenang dan negara-negara kalah.

Jerman, Austria, Hongaria, dan Turki termasuk negara kalah yang jatuh dalam penderitaan berat.

Baca Juga: Viral Link Download Video Cikgu Fadilah dan Abang Wiring, Apa Faktanya?

Bahkan Rusia, yang saat itu telah diambil alih oleh buruh melalui Revolusi Bolshevik, disebut sebagai bagian dari negeri yang tertindas secara ekonomi.

Sebaliknya, negara seperti Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris muncul sebagai pemenang, meski tetap menanggung beban besar dari pinjaman dan biaya perang.

Tan Malaka menjelaskan bagaimana Jerman akhirnya harus tunduk dalam sistem setengah jajahan, dikontrol penuh oleh negara-negara sekutu.

Namun ramalan paling menarik justru muncul dari pernyataannya tentang kapitalisme.

Ia menyebut bahwa dalam 10-20 tahun, sistem ini akan menunjukkan tanda-tanda kehancuran.

Baca Juga: Cara Hitung Indeks Bisnis UMKM Versi BRI: Cermin Kinerja, Optimisme, dan Kepercayaan Pebisnis

Dan benar saja, hal ini kemudian terkonfirmasi lewat berbagai krisis global dan transformasi sistem ekonomi seperti yang dijelaskan oleh William E. Leuchtenburg dalam bukunya The New Deal and Its Legacy.

Kapitalisme memang tidak sepenuhnya hancur, tetapi telah bergeser menjadi korporatokrasi — sebuah sistem di mana kekuasaan ekonomi dan politik dipegang oleh perusahaan besar, bukan lagi oleh negara sebagai pengatur pasar yang netral.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: Naar de Republiek Indonesia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X