Uniknya Kesenian Genye, Ikon Seni Helaran dari Purwakarta

photo author
- Senin, 20 Januari 2025 | 20:00 WIB
Kesenian Genye, seni helaran khas Purwakarta, menggabungkan kreativitas alat dapur menjadi wujud manusia. Temukan keunikan dan transformasinya dalam budaya lokal. (Padepokan Leuweung Seni)
Kesenian Genye, seni helaran khas Purwakarta, menggabungkan kreativitas alat dapur menjadi wujud manusia. Temukan keunikan dan transformasinya dalam budaya lokal. (Padepokan Leuweung Seni)

PURWAKARTA ONLINE - Kesenian Genye merupakan salah satu seni tradisional khas Kabupaten Purwakarta yang menarik perhatian dengan keunikannya.

Berasal dari bentuk seni helaran, istilah ini merujuk pada tradisi arak-arakan yang populer di masyarakat Sunda.

Genye hadir dengan sentuhan khas, menggabungkan kreativitas seni dan alat-alat dapur yang dirangkai menjadi wujud manusia.

Penari perempuan dalam kesenian Genye memerankan rakyat Genye, membawa properti sapu nyere.

Baca Juga: Kisah Haru Manja Mooy dan Perjalanan Kariernya di Dunia Musik

Sementara itu, penari laki-laki memainkan alat musik pengiring seperti kendang, tarompet, bedug, hingga gitar.

Lagu-lagu yang dibawakan pun beragam, mulai dari lagu tradisional seperti Siuh hingga lagu kekinian seperti Lagu Syantik dan Kopi Dangdut.

Bahkan, lagu lokal seperti Sate Maranggi turut menjadi identitas Purwakarta.

Uniknya, properti kesenian ini terbuat dari alat-alat sederhana.

Baca Juga: Daftar Nama Desa dan Kelurahan di Kabupaten Purwakarta, Lengkap di 17 Kecamatan

Wajah manusia dibentuk dari ayakan kecil, tubuh dari ayakan besar, dan rambut dari sapu sabut kelapa.

Hal ini mencerminkan kreativitas seniman Purwakarta dalam mengangkat nilai artistik dari benda sehari-hari.

Namun, Kesenian Genye belum mencapai titik maksimal sebagai ikon budaya.

Transformasi terus dilakukan, mulai dari perubahan properti, koreografi, hingga musik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X