Ditulis Oleh Sholha Awaliyah, Seorang Mahasiswi Universitas Terbuka (UT)
Peserta Kelas Menulis Purwakarta Online Academy (POA)
PURWAKARTA ONLINE - Menarik perhatian banyak pihak karena dinilai sombong dan tidak berhasil dalam mengatasi masalah kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar 250 persen.
Komunikasi yang diterapkan Sudewo dianggap sebagai "komunikasi agresif" yang menimbulkan penolakan dan merusak reputasi kepemimpinan.
Ia cenderung bersikap provokatif dan merendahkan publik, seperti saat mengungkapkan, "Tidak hanya 5.000 orang, 50.000 orang pun bisa dikerahkan, saya tetap tidak akan takut.
Kegagalan Bupati Pati dalam menangani isu kenaikan PBB menunjukkan kurangnya kepekaan terhadap perasaan publik dan ketidakmampuan dalam merancang strategi komunikasi yang efektif.
Seharusnya, pemerintah daerah mampu mengidentifikasi isu-isu sensitif dan mengadopsi pendekatan yang lebih empatik dalam berkomunikasi.
Gaya komunikasi yang angkuh dapat mengakibatkan kerusakan pada citra pejabat, mengikis kepercayaan publik, serta menimbulkan polarisasi dan perselisihan sosial.
Sebagai gantinya, Bupati Pati sebaiknya mengadopsi pendekatan komunikasi yang lebih sensitif dan efektif dalam menghadapi isu kenaikan PBB dengan memberikan penjelasan yang jelas mengenai latar belakang kenaikan, mendengarkan kekhawatiran masyarakat, menggunakan bahasa yang sopan, membangun kepercayaan, dan memilih media yang tepat untuk berinteraksi dengan warga.
Dengan cara ini, Bupati Pati bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat dan meredakan penolakan terhadap kenaikan PBB.
Dia juga seharusnya menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta transparansi dalam pengelolaan anggaran.***