Ditulis Oleh Sholha Awaliyah Mahasiswi Universitas Terbuka (UT), Peserta Kelas Menulis Purwakarta Online Academy (POA)
PURWAKARTA ONLINE - Soekarno dikenal sebagai orator ulung yang mampu membakar semangat rakyat dengan gaya komunikasi retoris, penuh metafora, dan sarat ideologi.
Pidato-pidatonya yang lantang serta emosional berhasil menyatukan bangsa yang majemuk dan menumbuhkan rasa percaya diri kolektif.
Dengan teknik orasi yang memikat, ia menjadikan komunikasi sebagai alat mobilisasi massa dalam perjuangan kemerdekaan.
Berbeda dengan Soekarno, KDM (Ketua Desa Muda) hadir dengan gaya komunikasi yang lebih sederhana, membumi, dan komunikatif.
Alih-alih retorika yang tinggi, KDM lebih menekankan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami semua kalangan.
Ia mengutamakan komunikasi dua arah melalui musyawarah, diskusi, dan bahkan media sosial, sehingga warga desa merasa lebih dekat dan dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
Kedua tokoh ini sama-sama menunjukkan bahwa komunikasi adalah kunci kepemimpinan.
Soekarno menekankan kekuatan kata-kata untuk membangkitkan semangat perjuangan, sementara KDM menekankan keterhubungan untuk membangun kolaborasi di akar rumput.
Perbedaan gaya ini mencerminkan konteks zaman masing-masing, tetapi keduanya tetap menegaskan bahwa komunikasi yang menyentuh hati akan selalu mampu menggerakkan masyarakat.***