Ditulis Oleh Laili Badriah, Seorang Siswi Madrasah Aliyah YPMI Wanayasa
Peserta Kelas Menulis Purwakarta Online Academy (POA)
PURWAKARTA ONLINE - Budaya Sunda sebelum kemerdekaan masih sangat tradisional dan kuat dipengaruhi kerajaan lokal seperti Kerajaan Pajajaran dan Kesultanan Cirebon.
Mata pencaharian utama masyarakat adalah bertani dan berladang dengan sistem gotong royong.
Bahasa Sunda digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sementara sastra lisan seperti pantun, wawacan, dan carita pantun berkembang pesat.
Seni tradisional seperti wayang golek, musik gamelan degung, kecapi suling, dan tarian rakyat menjadi bagian penting dalam setiap acara adat.
Baca Juga: BRI Buka Cabang di Taipei, Jadi Teman Seperjuangan 360 Ribu PMI di Taiwan
Upacara adat, termasuk pernikahan, khitanan, dan ritual pertanian dilakukan dengan prosesi yang sarat nilai spiritual dan kepercayaan lokal, termasuk pengaruh kepercayaan Sunda Wiwitan yang masih melekat di tengah mayoritas masyarakat Islam.
Setelah kemerdekaan, budaya Sunda mengalami transformasi yang dipengaruhi oleh modernisasi, pendidikan, dan perkembangan teknologi.
Masyarakat Sunda mulai terlibat dalam berbagai sektor pekerjaan selain pertanian, seperti perdagangan, pendidikan, dan industri.
Bahasa Sunda tetap digunakan namun mulai bercampur dengan bahasa Indonesia, serta diajarkan secara resmi di sekolah.
Baca Juga: Samsung Umumkan Jadwal One UI 8 Beta untuk Galaxy S24 dan S23
Seni tradisional seperti wayang golek dan tari Jaipong semakin dikembangkan dan dipentaskan dalam panggung modern dan festival budaya.
Upacara adat masih dilaksanakan, tetapi disesuaikan dengan gaya hidup modern, misalnya dalam pernikahan yang memadukan adat dan konsep modern.