Setelah praktik mencangkok selesai, peserta mengikuti sesi diskusi dan menulis. Mereka diminta menuliskan pengalaman pribadi selama praktik, mulai dari kesulitan mengupas kulit batang hingga rasa takjub saat melihat struktur kambium.
Hasil tulisan para peserta nantinya akan dipublikasikan di laman resmi POA, purwakartaonline.com/POA, sebagai dokumentasi pembelajaran berbasis praktik.
“Menulis itu tidak selalu harus dari teori. Justru dari pengalaman sehari-hari seperti ini, tulisan jadi hidup dan punya jiwa,” ungkap Dadan Hamdani.
Belajar Hidup dari Pohon Cangkok
Kegiatan hari itu bukan hanya soal tanaman. Bagi peserta, mencangkok menjadi metafora tentang proses hidup, harus sabar, hati-hati, dan tidak takut kotor. Sama seperti menulis, hasilnya tak instan.
POA membuktikan bahwa belajar bisa dilakukan di mana saja dan dari apa saja, bahkan dari sebatang pohon jeruk nipis di halaman rumah. Dari situ lahir bukan hanya tanaman baru, tapi juga cerita dan semangat belajar yang tumbuh bersama.***
Artikel Terkait
Sinopsis Asmara Gen Z Episode 336: Fattah Dihadapkan Pilihan Antara Aqeela atau Zara, Siapa yang Dipilih?
Terungkap! Kebohongan Baru Heryanto, Pembunuh dan Pemerkosa Dina Oktaviani: Kardus Berisi "Babi Hutan Gaib"
BRI Apresiasi Desa BRILiaN 2024, Dorong Pemberdayaan UMKM dan Inklusi Keuangan Desa
Sidak Panas! KDM Ancam Aqua Subang: Truk Tidak Diganti, Izin Air Tidak Bisa Diperpanjang!
Kasus Jesika Purwakarta: Pengamat Hukum Asep Rahmat Ingatkan, Jangan Hakimi Ardiayana Sebelum Ada Putusan!
Kisah Cinta Berujung Maut: Fakta Mengejutkan di Balik Pembunuhan Dina Oktaviani di Purwakarta
Tragedi Dina Oktaviani Dibunuh Atasannya Sendiri: Motif Heryanto, Antara Cinta, Obsesi, dan Nafsu
Posisi Pelatih Timnas Indonesia Masih Kosong, PSSI Tegaskan Tak Harus dari Belanda
Belajar dari Menteri Keuangan: Rahasia Pintar Kelola Uang agar Dompet Aman, Hidup Tenang, Masa Depan Cerah
Ramalan Zodiak Lengkap Sabtu 25 Oktober 2025: Keberuntungan, Cinta, dan Energi Baru Menyapa