Mengejutkan! Ternyata Mobil Listrik Belum Ramah Lingkungan

PurwakartaOnline.com - Dalam beberapa tahun terakhir, mobil listrik seringkali dipromosikan sebagai solusi ramah lingkungan untuk mengurangi emisi gas buang dan menciptakan masa depan yang lebih hijau.

Namun, apakah benar mobil listrik sepenuhnya ramah lingkungan?

Sebelum kita terbuai oleh klaim ini, ada baiknya kita meneliti lebih dalam dan melihat beberapa fakta yang mungkin mengejutkan.

Berikut adalah empat alasan mengapa mobil listrik saat ini belum sepenuhnya ramah lingkungan.

1. Asal Sumber Energi Listrik

Mobil listrik memang tidak mengeluarkan emisi gas buang secara langsung, namun dari mana asal energi listrik yang digunakan untuk mengisi baterai mobil listrik tersebut?

Di Indonesia, 61% listrik dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara.

Tanpa adanya transisi ke sumber energi terbarukan, penggunaan mobil listrik hanya memindahkan emisi dari knalpot ke cerobong asap pembangkit listrik.

Oleh karena itu, agar mobil listrik benar-benar ramah lingkungan, seluruh proses "from well to wheel" harus hijau dan ramah lingkungan.

Baca Juga: Bumdesma Kiarapedes Bisa Dapat Modal Rp1 Miliar: Fasilitasi Penyusunan Proker dan Laporan Keuangan 2024

2. Proses Manufaktur

Pembuatan baterai mobil listrik membutuhkan energi yang sangat besar, terutama untuk baterai lithium berukuran besar yang dapat menempuh jarak setara dengan mobil berbahan bakar konvensional.

Sebagai contoh, produksi Tesla Model 3 dengan baterai 75 kWh menghasilkan emisi CO2 sebanyak 4500 kg, setara dengan emisi yang dikeluarkan oleh sedan bermesin konvensional selama 1,4 tahun dengan jarak tempuh 19.200 km.

Di Asia, angka ini bisa meningkat hingga 7500 kg CO2 karena banyak pabrik yang masih bergantung pada PLTU batu bara.