PURWAKARTA ONLINE – Lagu “Girimis” dari Emka 9 kembali menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta musik daerah.
Lagu ini bukan sekadar karya musikal, tapi juga sebuah puisi alam yang sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal dan filosofi kehidupan khas Sunda.
Lirik lagu “Girimis” ditulis dengan bahasa Sunda yang indah dan penuh makna.
Dari awal baitnya, pendengar langsung diajak menyelami suasana malam yang syahdu:
“Girimis meuntaskeun bentang, peuting neundeun panineungan…”
Kalimat ini melukiskan suasana hujan gerimis di malam hari yang menyimpan kenangan.
Ada rasa tenang, ada juga kesedihan yang lembut.
Alam dalam lagu ini seolah menjadi cermin dari hati manusia—sunyi tapi penuh makna.
Lirik Sarat Filosofi Alam Sunda
Lagu “Girimis” menggambarkan harmoni antara manusia dan alam. Beberapa bait seperti:
“Sagara paheut ka lemah sumujud pangeusi nagri”
mengandung makna persatuan antara bumi dan laut, simbol keseimbangan dan keselarasan hidup manusia dengan alam semesta.
Liriknya mengingatkan kita bahwa manusia hanyalah bagian kecil dari ciptaan Tuhan yang luas dan agung.
Kekuatan Bahasa dan Puisi
Bahasa Sunda dalam lagu ini sangat puitis. Emka 9 sukses memadukan lirisisme klasik dengan nuansa spiritual yang dalam.