PURWAKARTA ONLINE - Resesi dan depresi adalah kondisi yang terjadi dalam perekonomian suatu negara.
Kedua kondisi ini seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya memiliki perbedaan yang signifikan.
Resesi adalah penurunan pertumbuhan ekonomi yang terjadi dalam jangka waktu tertentu, biasanya dua kuartal berturut-turut atau enam bulan.
Baca Juga: Apakah resesi itu berbahaya?
Penurunan pertumbuhan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penurunan konsumsi, investasi, atau ekspor-impor.
Selama resesi, pengangguran cenderung meningkat karena perusahaan mengurangi produksi dan menutup lapangan kerja.
Di sisi lain, depresi adalah kondisi ekonomi yang lebih parah dari resesi.
Baca Juga: Apa bedanya resesi dan inflasi?
Depresi ditandai dengan penurunan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dan lebih lama, biasanya berlangsung selama beberapa tahun.
Depresi dapat disebabkan oleh faktor eksternal seperti krisis finansial global atau perang, atau faktor internal seperti gelembung aset atau kebijakan pemerintah yang salah.
Selama depresi, dampak yang dirasakan oleh masyarakat sangat besar.
Baca Juga: Apa akibat resesi dunia?
Pengangguran meningkat dengan cepat dan mencapai tingkat yang sangat tinggi, perusahaan mengalami kebangkrutan, harga aset turun drastis, dan konsumen mengurangi pengeluaran mereka.
Kondisi ekonomi yang buruk ini dapat bertahan dalam waktu yang lama dan sulit diatasi.
Artikel Terkait
ICAEW prediksi Indonesia akan tetap kuat di tengah kemungkinan resesi global 2023!
Ketakutan terhadap RESESI EKONOMI GLOBAL, membuat rupiah melemah!
Apa itu resesi dan kenapa resesi selalu tidak bisa dihindari?
Apa yang harus dilakukan jika terjadi resesi ekonomi di tahun 2023?
Apakah resesi ekonomi sudah terjadi? Inilah 4 hal yang akan dirasakan masyarakat saat resesi
Apa yang harus dilakukan masyarakat saat terjadi resesi ekonomi!
Apa yang dimaksud dengan Resesi?
Apa akibat resesi dunia?
Apa bedanya resesi dan inflasi?
Apakah resesi itu berbahaya?