PURWAKARTA ONLINE - Banyak investor pemula bertanya, kenapa harga saham tiba-tiba turun drastis, padahal perusahaannya sehat.
Jawabannya bisa jadi karena stock split. Dan BRI adalah contoh nyata bagaimana kebijakan ini menguntungkan investor kecil.
Stock split adalah pemecahan nilai saham menjadi lebih banyak lembar dengan harga lebih rendah.
Nilai perusahaan tidak berubah. Yang berubah hanya jumlah saham dan harganya.
Baca Juga: Resbob Minta Maaf, Tapi Proses Hukum Jalan Terus: Ini Sikap Polisi dan Tokoh Jawa Barat
BRI melakukan stock split pertama pada Januari 2011 dengan rasio 1:2.
Artinya, satu saham lama dipecah menjadi dua saham baru.
Lalu pada November 2017, BRI kembali melakukan stock split dengan rasio 1:5.
Tujuannya sederhana. Agar harga saham tidak terlalu mahal.
Baca Juga: Sri Jaya Midan Jadi Sekda Purwakarta, Anak Petani yang Kini Jaga Stabilitas Birokrasi
Supaya investor ritel bisa ikut memiliki saham BRI tanpa harus keluar modal besar.
Bayangkan jika tidak ada stock split. Harga saham BBRI hari ini bisa berada di puluhan ribu rupiah. Jelas tidak ramah bagi investor kecil.
Dengan harga yang lebih terjangkau, likuiditas meningkat. Transaksi makin ramai.
Basis investor makin luas. Dan ini menciptakan ekosistem pasar yang sehat.