PURWAKARTA ONLINE - Sektor properti melemah, tetapi satu saham justru dibeli FII berkat bisnis pusat data, cadangan lahan besar, dan kinerja keuangan yang stabil.
Indeks Nifty Realty turun lebih dari 20 persen dalam setahun terakhir, meski suku bunga sudah dipotong 125 basis poin oleh RBI.
Secara teori, penurunan suku bunga seharusnya mendorong permintaan properti melalui penurunan cicilan bulanan. Namun kenyataannya berbeda.
Harga saham properti yang terlanjur melambung tinggi dalam 12 sampai 18 bulan sebelumnya membuat minat investor melemah.
Baca Juga: BLT DD Pusakamulya 2025 Capai Rp122,4 Juta, KPM Terbanyak di Kiarapedes Didominasi Lansia
Namun di tengah penurunan tersebut, ada satu pengecualian mencolok. Di antara sepuluh saham dalam indeks Nifty Realty, hanya Anant Raj Ltd.
yang mengalami peningkatan kepemilikan oleh FII pada kuartal Juli–September. Artinya, saat investor asing justru menjual sembilan saham properti lainnya, mereka kompak membeli saham ini.
Diversifikasi Bisnis yang Kuat dan Tanpa Beban Utang
Anant Raj bukan pemain baru. Perusahaan ini mengembangkan berbagai proyek, mulai dari IT park, mal, perumahan mewah, hotel, hingga ruang kantor.
Mereka beroperasi di Haryana, Andhra Pradesh, Rajasthan, dan yang paling strategis, di Delhi beserta wilayah sekitarnya.
Baca Juga: KPU Purwakarta Perbarui Data Pemilih Secara Realtime, Total Capai 770.338 Orang di 2025
FII tertarik bukan tanpa alasan. Banyak analis menyoroti kondisi keuangan Anant Raj yang sehat, proyek yang luas, dan strategi ekspansi yang berani, termasuk fokus besar pada sektor pusat data.
Dengan struktur utang yang nyaris nihil, perusahaan ini melaju lebih ringan dibanding kompetitor yang terbebani cicilan dan pembiayaan besar.
Proyek Nyata yang Sudah Menghasilkan