bisnis

RBI Mungkin Tidak Turunkan Suku Bunga, Ini Artinya bagi Rupee dan Ekonomi Saat Ini

Kamis, 4 Desember 2025 | 16:05 WIB
Ilustrasi Bank dalam keadaan temaram. (Foto: Pengembangan AI)

PURWAKARTA ONLINE - Menjelang rapat Komite Kebijakan Moneter pada 5 Desember, sebagian besar ekonom sepakat bahwa Bank Sentral India (RBI) kemungkinan besar tidak akan memangkas suku bunga.

Nilai tukar rupee melemah ke posisi terendah baru di 90,19 terhadap dolar AS, sementara laju inflasi masih bergerak di atas target. Di saat bersamaan, pertumbuhan ekonomi India menunjukkan kinerja yang luar biasa dengan PDB kuartal kedua mencapai 8,2 persen.

Situasi ini memberi RBI ruang untuk tetap bersikap hati-hati. Para ekonom memandang bahwa menunda pemotongan suku bunga justru langkah paling rasional untuk menjaga stabilitas ekonomi, terutama di tengah ketidakpastian global.

Pertumbuhan Tinggi Jadi Alasan RBI Tidak Tergesa Menekan Suku Bunga

Menurut Madan Sabnavis, Kepala Ekonom Bank of Baroda, pertumbuhan PDB yang kuat membuat RBI tidak terburu-buru mengambil tindakan. Ia menegaskan bahwa depresiasi rupee justru menambah alasan bagi bank sentral untuk menahan diri.

Baca Juga: BRI Salurkan Bantuan Tanggap Bencana untuk Percepat Pemulihan Korban Banjir di Sumut-Sumbar

Sabnavis menjelaskan bahwa jika suku bunga benar-benar diturunkan, kondisi bisa makin rumit. Arus modal asing berpotensi menurun, neraca pembayaran bisa tertekan, dan kondisi likuiditas semakin sulit. Dengan inflasi yang tetap bertahan di atas empat persen, penurunan suku bunga dianggap tidak tepat untuk saat ini.

Komentarnya juga mengingatkan bahwa menurunkan suku bunga tidak otomatis membantu memperkuat mata uang. Sebaliknya, hal itu bisa menambah tekanan pada rupee yang sudah berada pada posisi rentan.

Ekonom IDFC First Bank Jadi Sinyal Pertumbuhan yang Semakin Luas

Gaura Sengupta, Kepala Ekonom IDFC First Bank, memiliki pandangan yang senada. Menurutnya, pemulihan ekonomi India kini menunjukkan tanda-tanda meluas, sehingga jeda kebijakan moneter merupakan keputusan paling logis.

Ia menekankan bahwa kebijakan suku bunga saat ini masih mendukung pertumbuhan. Ruang untuk pemotongan baru akan relevan jika terjadi perlambatan pertumbuhan secara nyata.

Baca Juga: Ridwan Kamil Akui Beri Uang ke Lisa Mariana, Bayar Apa?

Selain itu, pengurangan intervensi RBI di pasar valuta asing menunjukkan bahwa bank sentral lebih memprioritaskan independensi kebijakan moneter daripada sekadar menjaga nilai tukar.

Langkah ini, menurut Sengupta, penting untuk mencegah kondisi likuiditas domestik semakin mengetat.

Halaman:

Tags

Terkini