2. Beralih dari mengejar imbal hasil ke mengelola volatilitas
Banyak orang mengira risiko terbesar setelah usia 50 adalah turunnya imbal hasil investasi. Nyatanya, risiko terbesar adalah ketidakpastian.
Koreksi pasar yang tajam tepat setelah Anda pensiun bisa menggerus portofolio lebih cepat dibandingkan bertahun-tahun keuntungan stabil.
Di tahap ini, fokus Anda bukan lagi pada berapa besar keuntungan, tetapi bagaimana menghindari penyesalan. Keamanan justru menjadi dasar pertumbuhan yang sehat.
Anda dapat mulai menyusun portofolio yang lebih tahan guncangan dengan mengombinasikan instrumen stabil, pendapatan tetap, dan sebagian kecil alokasi pertumbuhan.
Langkah praktisnya sederhana. Lakukan review portofolio setiap enam bulan dan kurangi aset yang terlalu fluktuatif. Ini membantu menjaga aset Anda tetap terproteksi saat pasar tak menentu.
Baca Juga: Status Awas Tak Berubah, Semeru Masih Bergolak: PVMBG Ingatkan Zona Bahaya Bisa Diperluas
3. Tingkatkan likuiditas
Pada usia ini, akses cepat ke uang menjadi semakin penting. Biaya medis mendadak, kebutuhan keluarga, atau situasi darurat tidak bisa menunggu proses pencairan yang panjang.
Penyangga likuiditas bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan utama. Bayangkan ini sebagai dana yang selalu siap membantu Anda kapan pun diperlukan, namun tetap tidak mengganggu keseharian.
Contoh yang mudah diterapkan adalah menyediakan minimal enam hingga dua belas bulan biaya hidup dalam bentuk tabungan, deposito fleksibel, atau instrumen yang mudah dicairkan.
Dengan cara ini, Anda akan memiliki ketenangan Jiwa dan pikiran karena dana darurat sudah terkelola dengan baik.
Baca Juga: Fitur dan Manfaat Aplikasi Aadhaar! Hadirkan Kontrol Data Lengkap dan Verifikasi Offline Lebih Aman
4. Sederhanakan kehidupan finansial