BI Turunkan Suku Bunga ke 5%, Dorong Pertumbuhan Ekonomi & Tinggalkan Ekonomi Ekstraktif

photo author
- Rabu, 3 September 2025 | 09:29 WIB
Portofolio pembiayaan berkelanjutan BRI tembus Rp796 triliun, dorong ekonomi hijau dan target Net Zero Emission di Indonesia. (Dok. Bank BRI)
Portofolio pembiayaan berkelanjutan BRI tembus Rp796 triliun, dorong ekonomi hijau dan target Net Zero Emission di Indonesia. (Dok. Bank BRI)

Dari 194 negara di dunia, hanya sedikit yang berhasil masuk kategori negara maju, sementara banyak yang terjebak di kelompok menengah.

Ahli ekonomi politik Daron Acemoglu dan James Robinson dalam teorinya menekankan pentingnya institusi inklusif untuk mendorong kemakmuran.

Sebaliknya, institusi yang bersifat ekstraktif justru membuat negara sulit berkembang.

Baca Juga: Timeline Demo Mahasiswa Purwakarta: Blokade Ciganea, Bakar Ban, Temui DPRD, Hingga Aspirasi Sampai di DPR RI

Ekonomi Ekstraktif Dinilai Berisiko

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bima Yudistira, menyoroti ketergantungan Indonesia pada sektor ekstraktif seperti tambang dan lahan.

Menurutnya, strategi pembangunan berbasis ekstraksi sumber daya alam sangat berisiko. "Harga komoditas itu tidak bisa kita kendalikan. Contohnya nikel, walaupun cadangan kita besar, harganya tetap ditentukan pasar global," ujarnya.

Bima juga mengingatkan soal dampak negatif dari ekonomi ekstraktif, mulai dari kerusakan lingkungan hingga kesehatan masyarakat. "Kalau hanya mengandalkan tambang, justru rugi secara makroekonomi. Eksternalitasnya lebih besar," tegasnya.

Saatnya Ekonomi Restoratif

Sebagai jalan keluar, Bima mendorong agar Indonesia beralih ke ekonomi restoratif. Model ini menekankan konservasi, riset, dan inovasi berkelanjutan, bukan hanya mengeksploitasi sumber daya alam.

"Sudah saatnya kita tinggalkan pola ekstraktif. Kita punya potensi yang lebih bagus, dari energi terbarukan hingga ekonomi berbasis riset dan inovasi," tambahnya.

Baca Juga: 7 Tuntutan Mahasiswa Purwakarta, Dari RUU Perampasan Aset hingga Copot Kapolri

Penurunan suku bunga BI ke 5% menjadi langkah penting untuk menjaga stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan.

Namun, para ahli menegaskan, tanpa meninggalkan ketergantungan pada ekonomi ekstraktif, Indonesia akan sulit mencapai cita-cita sebagai negara maju.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X