Ekonomi Ekstraktif Tak Redam Pengangguran, Indonesia Butuh Institusi Inklusif

photo author
- Rabu, 3 September 2025 | 13:05 WIB
Kuliner halal Nusantara bukan hanya soal rasa, tapi juga potensi ekonomi. Kini, ekspor menembus triliunan rupiah, membawa cita rasa Indonesia ke dunia. (Foto/Ilustrasi)
Kuliner halal Nusantara bukan hanya soal rasa, tapi juga potensi ekonomi. Kini, ekspor menembus triliunan rupiah, membawa cita rasa Indonesia ke dunia. (Foto/Ilustrasi)

PURWAKARTA ONLINE - Indonesia sering bangga dengan kekayaan sumber daya alamnya.

Namun, di balik megahnya ekspor nikel, batu bara, dan sawit, ada kenyataan pahit: ekonomi ekstraktif gagal menciptakan lapangan kerja luas.

Bahkan, model pembangunan ini justru memperparah pengangguran.

Direktur Eksekutif Celios, Bima Yudhistira, mengingatkan bahwa ekonomi berbasis pengerukan alam sangat rapuh.

Harga global yang naik-turun tidak bisa dikendalikan, sementara dampaknya pada rakyat—termasuk penyediaan pekerjaan—sangat terbatas.

“Ekstraktif ini selalu buat kita kejang-kejang. Karena sensitifitasnya di luar kendali pemerintah maupun pelaku usaha domestik,” kata Bima.

Baca Juga: Ancaman Nyata di Balik Tambang, Indonesia Harus Lepas dari Jerat Ekonomi Ekstraktif

Sedikit Pekerjaan, Banyak Kerusakan

Sektor tambang dan komoditas memang menghasilkan devisa besar, tetapi sifatnya padat modal, bukan padat karya.

Artinya, meski investasi triliunan rupiah masuk, jumlah tenaga kerja yang diserap sangat sedikit.

Lebih buruk lagi, banyak pekerjaan di sektor ekstraktif bersifat sementara.

Ketika tambang selesai dieksploitasi atau harga komoditas jatuh, ribuan pekerja bisa kehilangan mata pencaharian. Akhirnya, pengangguran meningkat.

Pertumbuhan Tidak Menjamin Lapangan Kerja

Perjalanan Indonesia menuju negara maju masih panjang. Meski saat ini sudah masuk kategori upper middle income country, itu tidak otomatis berarti aman dari pengangguran.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X