PURWAKARTA ONLINE – Industri asuransi di Indonesia tengah menghadapi tekanan berat akibat Turbulensi Asuransi Global yang dipicu meningkatnya klaim akibat bencana alam di berbagai belahan dunia.
Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Budi Herawan, menjelaskan bahwa tekanan ini bukan hanya terjadi secara lokal, tetapi merupakan imbas langsung dari krisis yang melanda sektor industri asuransi global, khususnya di kawasan Asia.
Bencana Alam Global
Menurut Budi, gelombang kerugian besar akibat bencana alam global memicu perusahaan asuransi internasional melakukan perubahan strategi investasi.
Dampaknya terasa hingga ke Tanah Air, di mana premi menjadi lebih mahal dan risiko semakin meningkat.
"Tekanan akibat bencana alam global menyebabkan perusahaan harus menyesuaikan strategi, dan ini mempengaruhi industri serupa di Indonesia. Hasil underwriting melemah, cadangan premi dan klaim meningkat, dan pada akhirnya laba perusahaan tergerus," jelas Budi Herawan.
Baca Juga: US Miliar Melayang, Asuransi Asia Kewalahan Bayar Klaim Akibat Cuaca Ekstrem 2024
Dampak bagi Industri Asuransi
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan angka mengejutkan.
Pada tahun 2023, industri asuransi umum di Indonesia masih mencatat laba setelah pajak sebesar Rp7,80 triliun.
Namun pada 2024, angka itu berbalik menjadi kerugian sebesar Rp10,14 triliun, atau turun 197,8 persen.
Industri Asuransi Global
Secara global, angka kerugian yang harus ditanggung industri asuransi pada 2024 diperkirakan mencapai US$137 miliar atau sekitar Rp2.219 triliun.
Data ini dirilis oleh perusahaan reasuransi ternama, Swiss Re, yang juga mencatat tren kenaikan tahunan sebesar 5%–7% dalam beberapa tahun terakhir.
Artikel Terkait
BRI Menanam Dorong Wisata Bahari di Kapoposang Lewat CSR Peduli Laut
CSR BRI Bantu Selamatkan Penyu dan Karang di Kapoposang Lewat Edukasi
BRI Menanam: CSR BBRI Jaga Laut dan Latih Warga Jadi Pemandu Wisata
BRI Serahkan Hadiah BRImo FSTVL 2024, Nasabah Dapat BMW dan Emas
Pemenang BRImo FSTVL 2024 Terima Hadiah dari BRI, Ada Mobil & Emas!
RUPST BSI Tetapkan Dividen Rp1,05 Triliun, Anggoro Jadi Dirut
Grab Indonesia Tegaskan Fokus Lokal, GOTO Masih Buyback Saham Rp1,79 Triliun
Grab Bantah Isu Merger, Komit Dukung Wirausaha Lokal dan Kurangi Emisi
GoTo & Grab: Isu Merger Rp100 Triliun, Tapi Masih Banyak Tanda Tanya
BRI Dukung Purwokerto Half Marathon 2025, Dorong UMKM dan Wisata Lokal