Turbulensi Asuransi Global Ancam Indonesia, Budi Herawan Soroti Dampak Bencana Alam

photo author
- Senin, 19 Mei 2025 | 18:38 WIB
Ilustrasi. Turbulensi Asuransi Global tekan industri asuransi Indonesia. Budi Herawan ungkap dampak bencana alam. (Unsplash.com/@StephenDawson)
Ilustrasi. Turbulensi Asuransi Global tekan industri asuransi Indonesia. Budi Herawan ungkap dampak bencana alam. (Unsplash.com/@StephenDawson)

PURWAKARTA ONLINEIndustri asuransi di Indonesia tengah menghadapi tekanan berat akibat Turbulensi Asuransi Global yang dipicu meningkatnya klaim akibat bencana alam di berbagai belahan dunia.

Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Budi Herawan, menjelaskan bahwa tekanan ini bukan hanya terjadi secara lokal, tetapi merupakan imbas langsung dari krisis yang melanda sektor industri asuransi global, khususnya di kawasan Asia.

Bencana Alam Global

Menurut Budi, gelombang kerugian besar akibat bencana alam global memicu perusahaan asuransi internasional melakukan perubahan strategi investasi.

Dampaknya terasa hingga ke Tanah Air, di mana premi menjadi lebih mahal dan risiko semakin meningkat.

"Tekanan akibat bencana alam global menyebabkan perusahaan harus menyesuaikan strategi, dan ini mempengaruhi industri serupa di Indonesia. Hasil underwriting melemah, cadangan premi dan klaim meningkat, dan pada akhirnya laba perusahaan tergerus," jelas Budi Herawan.

Baca Juga: US Miliar Melayang, Asuransi Asia Kewalahan Bayar Klaim Akibat Cuaca Ekstrem 2024

Dampak bagi Industri Asuransi

Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan angka mengejutkan.

Pada tahun 2023, industri asuransi umum di Indonesia masih mencatat laba setelah pajak sebesar Rp7,80 triliun.

Namun pada 2024, angka itu berbalik menjadi kerugian sebesar Rp10,14 triliun, atau turun 197,8 persen.

Industri Asuransi Global

Secara global, angka kerugian yang harus ditanggung industri asuransi pada 2024 diperkirakan mencapai US$137 miliar atau sekitar Rp2.219 triliun.

Data ini dirilis oleh perusahaan reasuransi ternama, Swiss Re, yang juga mencatat tren kenaikan tahunan sebesar 5%–7% dalam beberapa tahun terakhir.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: Dari berbagai sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X