US$20 Miliar Melayang, Asuransi Asia Kewalahan Bayar Klaim Akibat Cuaca Ekstrem 2024

photo author
- Senin, 19 Mei 2025 | 18:27 WIB
Foto Ilustrasi. Industri asuransi Asia mengalami disrupsi akibat kerugian ekonomi di 2024. (Pixabay/Oleg Gamulinski)
Foto Ilustrasi. Industri asuransi Asia mengalami disrupsi akibat kerugian ekonomi di 2024. (Pixabay/Oleg Gamulinski)

Topan ini menelan korban jiwa hingga 1.200 orang dan menimbulkan kerugian sebesar US$15 miliar, namun hanya US$1 miliar yang dijamin polis asuransi.

Klaim Asuransi Sangat Minim

Banyak wilayah yang terdampak memiliki penetrasi asuransi rendah. Artinya, hanya sedikit masyarakat yang memiliki polis aktif.

Di Jepang, meskipun Topan Shanshan menimbulkan kerusakan besar, nilai klaim asuransi tetap di bawah US$1 miliar karena terbatasnya perlindungan.

Baca Juga: Kaget! Ternyata 20 Mei 2025 Bukan Hari Libur, Padahal Peringatan Hari Kebangkitan Nasional!

Bagaimana dampaknya bagi Indonesia?

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri asuransi umum di Indonesia mengalami kerugian besar pada 2024.

Laba setelah pajak anjlok dari Rp7,80 triliun (2023) menjadi rugi Rp10,14 triliun di 2024.

Ini setara penurunan sebesar 197,8 persen.

Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Budi Herawan, menyatakan bahwa kerugian ini disebabkan oleh melemahnya hasil underwriting, serta lonjakan cadangan premi dan cadangan klaim.

  • Hasil underwriting turun dari Rp19,46 triliun (2023) menjadi defisit Rp1,52 triliun (2024).
  • Cadangan premi melonjak 546,5% menjadi Rp22,27 triliun.
  • Cadangan klaim meningkat 306,3% menjadi Rp5,08 triliun.

Alternatif Solusi

Para pelaku industri diminta untuk memperluas jangkauan asuransi, meningkatkan edukasi masyarakat, dan mendorong kolaborasi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan finansial terhadap bencana iklim.

Baca Juga: Hercules Akhirnya Minta Maaf! Akui Kesalahan ke Gatot Nurmantyo dan Sutiyoso

Cuaca ekstrem bukan hanya ancaman lingkungan, tapi juga menjadi pukulan besar bagi ketahanan ekonomi dan sektor bisnis asuransi di seluruh Asia, termasuk Indonesia.

Kini, saatnya industri asuransi beradaptasi dan bersiap menghadapi kenyataan baru.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: Dari berbagai sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X