PURWAKARTA ONLINE – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa vasektomi bukanlah syarat wajib untuk mendapatkan bantuan sosial (bansos).
Ia menyebut, pernyataannya yang viral hanyalah seruan dan bentuk anjuran, bukan kebijakan resmi.
"Tidak ada kebijakan itu," tegas Dedi saat ditemui di Jakarta, Kamis, 8 Mei 2025.
Ia menjelaskan bahwa program Keluarga Berencana (KB) yang dimaksud tidak harus vasektomi, tapi bisa juga berupa metode kontrasepsi lain yang bisa digunakan oleh laki-laki.
Pernyataan Dedi muncul untuk menanggapi ramainya isu di media sosial terkait rencana menjadikan vasektomi sebagai syarat bansos.
Isu tersebut mencuat setelah rapat koordinasi Pemprov Jabar di Gedung Balai Kota Depok pada 29 April 2025.
Baca Juga: Vasektomi untuk Pria! Apa Manfaat dan Risikonya?
Vasektomi Diusulkan dengan Insentif
Dalam rapat itu, Dedi sempat menyampaikan gagasan memberikan insentif Rp 500 ribu kepada warga miskin yang bersedia menjalani vasektomi.
Tujuannya adalah menekan angka kelahiran di keluarga miskin yang belum mampu secara ekonomi.
"Saya sering dimintai tolong bantu biaya kelahiran. Bisa sampai Rp 25 juta. Padahal, banyak orang tua belum mampu membiayai kehamilan, kelahiran, apalagi pendidikan anak-anaknya," kata Dedi.
Baca Juga: Apa Saja yang Harus Dipikirkan Sebelum Vasektomi? Ini Panduannya!
Pria Didorong Ikut Program KB
Dedi juga menekankan pentingnya peran laki-laki dalam program KB.
Artikel Terkait
Apa Saja yang Harus Dipikirkan Sebelum Vasektomi? Ini Panduannya!
Vasektomi untuk Pria! Apa Manfaat dan Risikonya?
Mau Vasektomi? Begini Cara Menyiapkan Diri dengan Benar
Pernyataan Dedi Mulyadi soal Insentif Rp500 Ribu untuk Pria yang Mau Vasektomi Langsung Jadi Sorotan
HNW Tolak Keras Wacana Vasektomi Penerima Bansos: Bukan Solusi, Justru Tambah Masalah
MUI dan HNW Sepakat Tolak Vasektomi Massal! Kebijakan Gubernur Jabar Dinilai Langgar HAM
Hidayat Nur Wahid: Wajib Vasektomi untuk Bansos Tak Sesuai Asta Cita Prabowo