Cara Hitung Pendapatan Air Mancur Sri Baduga Purwakarta: Evaluasi Tarif dan Dampaknya

photo author
- Kamis, 5 Oktober 2023 | 22:36 WIB
Taman Air Mancur Sri Baduga Tampilkan Pertunjukan Air Mancur Menari yang Cantik dan Memukau (Foto/Twitter/@infopurwakarta)
Taman Air Mancur Sri Baduga Tampilkan Pertunjukan Air Mancur Menari yang Cantik dan Memukau (Foto/Twitter/@infopurwakarta)

PurwakartaOnline.com - Taman Air Mancur Sri Baduga, yang menjadi salah satu ikon wisata Purwakarta, saat ini tengah menjadi perdebatan yang hangat di kalangan masyarakat. Hal ini berawal dari diresmikannya Perda No. 11 tahun 2020 tentang retribusi rekreasi dan olahraga oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Perda ini mengharuskan pengunjung Taman Air Mancur Sri Baduga untuk membayar tiket masuk, mengakhiri era gratiskan yang telah berlangsung sebelumnya.

Pendiri Taman Air Mancur Sri Baduga, Kang Dedi Mulyadi, yang juga menjabat sebagai mantan Bupati Purwakarta, mengungkapkan keheranannya terkait kebijakan ini. Menurutnya, solusi yang lebih baik adalah menganggarkan jaringan air bersih dari Sadang sampai Cibatu, dengan kompensasi berupa pembangunan infrastruktur oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Ia percaya bahwa ini adalah langkah yang lebih efisien daripada membangun pipa air sendiri oleh pemerintah.

Terkait dengan alasan biaya operasional, Kang Dedi juga merasa heran. Ia menilai bahwa masih ada banyak operasional pemerintah yang tidak efisien. Menurutnya, dengan mengurangi jumlah pegawai yang tidak produktif, pemerintah bisa menghemat biaya operasional. Kang Dedi menyarankan bahwa pemerintah hanya membutuhkan sekitar 200 pegawai untuk mengelola taman tersebut, bukan 250 pegawai seperti saat ini.

Baca Juga: Ada Apa di Tanggal 6 Oktober? Kelahiran dan Kematian Tokoh Dunia, Peristiwa Penting, dan Lainnya

Dari sudut pandang pendapatan, Kang Dedi mengungkapkan bahwa keberadaan Taman Air Mancur Sri Baduga memiliki dampak positif yang signifikan. Setiap kali pertunjukkan air mancur digelar, taman ini mampu menarik sekitar 10 ribu pengunjung. Jika masing-masing dari mereka menghabiskan sekitar Rp 100 ribu, maka pendapatan taman ini mencapai Rp 1 miliar dalam seminggu. Dengan modal operasional sekitar Rp 50 juta per minggu, taman ini masih menghasilkan keuntungan bersih sekitar Rp 950 juta untuk pemerintah.

Selain itu, pengunjung yang datang ke Purwakarta juga berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan melalui pajak. Mereka mungkin makan di kafe atau restoran di Purwakarta, yang menghasilkan pendapatan pajak sekitar Rp 150 juta. Dengan demikian, pemerintah setempat sebenarnya mendapatkan keuntungan yang signifikan dari keberadaan Taman Air Mancur Sri Baduga.

Kang Dedi Mulyadi juga mempertanyakan kebijakan tarif masuk yang akan diberlakukan pada akhir tahun 2023. Menurutnya, langkah ini perlu dievaluasi, mengingat pada masa kepemimpinannya, semua orang bisa menikmati pertunjukkan air mancur secara gratis, sementara pembangunan di Purwakarta tetap berjalan. Ia berpendapat bahwa pemerintah seharusnya fokus pada hal-hal yang lebih penting daripada mengenakan tarif masuk yang dapat mengganggu kenyamanan pengunjung.

Baca Juga: Air Mancur Sri Baduga Purwakarta, Dedi Mulyadi: Gratis juga untung!

Kesimpulannya, Taman Air Mancur Sri Baduga memiliki potensi besar dalam mendatangkan pendapatan bagi Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Dengan pemikiran yang bijak, evaluasi peraturan, dan pengelolaan yang efisien, taman ini dapat terus memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi daerah tersebut tanpa harus mengenakan tarif masuk kepada pengunjung. Keputusan selanjutnya tentang kebijakan tarif masuk di taman ini akan menjadi sorotan dan pertimbangan serius bagi Pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam menjaga keseimbangan antara pendapatan dan pelayanan kepada masyarakat serta wisatawan.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X