PurwakartaOnline.com - Taman Air Mancur Sri Baduga, yang menjadi salah satu ikon wisata Purwakarta, saat ini tengah menjadi perdebatan yang hangat di kalangan masyarakat. Hal ini berawal dari diresmikannya Perda No. 11 tahun 2020 tentang retribusi rekreasi dan olahraga oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Perda ini mengharuskan pengunjung Taman Air Mancur Sri Baduga untuk membayar tiket masuk, mengakhiri era gratiskan yang telah berlangsung sebelumnya.
Pendiri Taman Air Mancur Sri Baduga, Kang Dedi Mulyadi, yang juga menjabat sebagai mantan Bupati Purwakarta, mengungkapkan keheranannya terkait kebijakan ini. Menurutnya, solusi yang lebih baik adalah menganggarkan jaringan air bersih dari Sadang sampai Cibatu, dengan kompensasi berupa pembangunan infrastruktur oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Ia percaya bahwa ini adalah langkah yang lebih efisien daripada membangun pipa air sendiri oleh pemerintah.
Terkait dengan alasan biaya operasional, Kang Dedi juga merasa heran. Ia menilai bahwa masih ada banyak operasional pemerintah yang tidak efisien. Menurutnya, dengan mengurangi jumlah pegawai yang tidak produktif, pemerintah bisa menghemat biaya operasional. Kang Dedi menyarankan bahwa pemerintah hanya membutuhkan sekitar 200 pegawai untuk mengelola taman tersebut, bukan 250 pegawai seperti saat ini.
Baca Juga: Ada Apa di Tanggal 6 Oktober? Kelahiran dan Kematian Tokoh Dunia, Peristiwa Penting, dan Lainnya
Dari sudut pandang pendapatan, Kang Dedi mengungkapkan bahwa keberadaan Taman Air Mancur Sri Baduga memiliki dampak positif yang signifikan. Setiap kali pertunjukkan air mancur digelar, taman ini mampu menarik sekitar 10 ribu pengunjung. Jika masing-masing dari mereka menghabiskan sekitar Rp 100 ribu, maka pendapatan taman ini mencapai Rp 1 miliar dalam seminggu. Dengan modal operasional sekitar Rp 50 juta per minggu, taman ini masih menghasilkan keuntungan bersih sekitar Rp 950 juta untuk pemerintah.
Selain itu, pengunjung yang datang ke Purwakarta juga berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan melalui pajak. Mereka mungkin makan di kafe atau restoran di Purwakarta, yang menghasilkan pendapatan pajak sekitar Rp 150 juta. Dengan demikian, pemerintah setempat sebenarnya mendapatkan keuntungan yang signifikan dari keberadaan Taman Air Mancur Sri Baduga.
Kang Dedi Mulyadi juga mempertanyakan kebijakan tarif masuk yang akan diberlakukan pada akhir tahun 2023. Menurutnya, langkah ini perlu dievaluasi, mengingat pada masa kepemimpinannya, semua orang bisa menikmati pertunjukkan air mancur secara gratis, sementara pembangunan di Purwakarta tetap berjalan. Ia berpendapat bahwa pemerintah seharusnya fokus pada hal-hal yang lebih penting daripada mengenakan tarif masuk yang dapat mengganggu kenyamanan pengunjung.
Baca Juga: Air Mancur Sri Baduga Purwakarta, Dedi Mulyadi: Gratis juga untung!
Kesimpulannya, Taman Air Mancur Sri Baduga memiliki potensi besar dalam mendatangkan pendapatan bagi Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Dengan pemikiran yang bijak, evaluasi peraturan, dan pengelolaan yang efisien, taman ini dapat terus memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi daerah tersebut tanpa harus mengenakan tarif masuk kepada pengunjung. Keputusan selanjutnya tentang kebijakan tarif masuk di taman ini akan menjadi sorotan dan pertimbangan serius bagi Pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam menjaga keseimbangan antara pendapatan dan pelayanan kepada masyarakat serta wisatawan.***
Artikel Terkait
Mantan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika dan Rumor Hutang Puluhan Miliar yang Ditinggalkan
Skandal Korupsi Anggaran BTT di Purwakarta: Staf Ahli Bupati Asep Surya Komara dan Dua Pejabat Ditahan
Pelatih SSB Pusaka Muda Purwakarta dan Owner Zaenx Makmur Menonton Sepak Bola Persib vs Persita di GBLA
Zaenx, Pengusaha Agribisnis Purwakarta, Secara Berkala Boyong Warga untuk Menonton Persib di Stadion
UNIK! Pabrik Teh Zaenx Makmur Purwakarta Meriahkan Hari Batik Nasional: Sejarah dan Makna Batik Indonesia
SPESIAL Hari Batik Nasional, Petani Teh Purwakarta Gunakan Batik saat Bekerja di Kebun!
Petani Purwakarta di Hari Batik Nasional, Yusup Hermawan: Mengapa malu Pakai Batik?
Dana Hibah Pilkada Purwakarta 2024: Pemkab Salurkan Rp 50,5 Miliar untuk Sukseskan Proses Demokrasi
RUMOR! ASN Purwakarta Disuruh Bayari Makan Petinggi Partai Rp7 Juta, Tin Sumartini Menolak: Saya Masih Waras!
Air Mancur Sri Baduga Purwakarta, Dedi Mulyadi: Gratis juga untung!