PURWAKARTA ONLINE - Di tengah hamparan alam yang hijau dan menenangkan di Kabupaten Purwakarta, berdiri megah Bendungan Jatiluhur, atau yang dikenal juga sebagai Waduk Ir. H. Juanda.
Lebih dari sekadar bangunan raksasa penampung air, bendungan ini adalah simbol kemajuan, ketahanan, dan harapan bagi masyarakat Jawa Barat.
Diresmikan pada tahun 1967, proyek besar ini telah menjadi sumber energi, pengairan, dan kehidupan bagi jutaan penduduk di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.
Dengan kapasitas air mencapai 3 miliar meter kubik, Jatiluhur dinobatkan sebagai bendungan terbesar di Asia Tenggara.
Sejarah dan Arti Sebuah Nama
Pembangunan Bendungan Jatiluhur dimulai pada tahun 1957, di bawah program besar pemerintah Indonesia untuk meningkatkan infrastruktur air.
Setelah 10 tahun pengerjaan, bendungan ini diresmikan dan diberi nama Waduk Ir. H. Juanda sebagai bentuk penghormatan kepada Insinyur Haji Juanda Kartawijaya.
Beliau merupakan tokoh nasional yang berjasa besar dalam pembangunan negeri, khususnya di bidang sumber daya air.
Perpaduan Alam dan Teknologi
Terletak di atas aliran Sungai Citarum, Bendungan Jatiluhur menghubungkan alam dan teknologi dalam satu harmoni.
Baca Juga: Xpose Uncensored Kebablasan? Trans7 Dihujat Santri, DPR Geram, PBNU Siap Tempuh Jalur Hukum!
Dari atas bendungan, terlihat air membentang luas di bawah langit biru, dikelilingi perbukitan hijau yang meneduhkan.
Di sekitar bendungan, berdiri Jembatan Merah, ikon lokal yang mencolok dengan warna khasnya.