PURWAKARTA ONLINE - Waduk Cirata dikenal sebagai salah satu tempat wisata air paling terkenal di Jawa Barat.
Letaknya di Kampung Jangari, Desa Bobojong, Waduk ini menawarkan keindahan alam, wisata kuliner terapung, hingga pengalaman naik perahu yang seru.
Namun di balik pesonanya, Waduk Cirata juga menyimpan kisah mistis dan tragedi kelam yang membuat banyak warga enggan berlama-lama di tepiannya saat malam tiba.
Sejarah Waduk Cirata yang Menelan Banyak Korban
Sejak diresmikan pada tahun 1987, Waduk Cirata yang membendung aliran Sungai Citarum memang sering memakan korban.
Baca Juga: Bukan Sekadar Susu Jongkok! Ini Akar Panasnya Konflik Trans7 vs Lirboyo yang Bikin PBNU Turun Tangan
Luasnya mencapai 43.000 hektar, menjadikannya salah satu waduk terbesar di Asia Tenggara.
Sayangnya, di balik fungsi danau buatan ini, ratusan orang dilaporkan tenggelam sejak awal pembangunannya.
Korban biasanya berasal dari pemancing, pengunjung wisata, hingga warga sekitar yang beraktivitas di perairan waduk.
Banyak kejadian terjadi secara tiba-tiba perahu terbalik, terpeleset, atau terseret arus deras dan tak jarang jasad korban baru ditemukan dua hingga tiga hari kemudian.
Karena seringnya insiden seperti itu, warga mulai mengaitkannya dengan hal-hal mistis.
Baca Juga: Di Balik Hebohnya Xpose Uncensored Trans7: Konten Satir atau Serangan Terbuka ke Pesantren?
Mitos Buaya Gaib Penjaga Waduk
Cerita yang paling terkenal di sekitar Waduk Cirata adalah tentang tiga buaya gaib penjaga waduk.