Tana Toraja, Negeri di Atas Awan yang Dijaga oleh Kiprah PAFI
PURWAKARTA ONLINE, Tana Toraja - Di tengah pegunungan Sulawesi Selatan, Tana Toraja berdiri megah dengan julukannya yang mendunia, “Negeri di Atas Awan”.
Nama ini bukan sekadar kiasan, melainkan refleksi dari lanskapnya yang memukau, budaya yang kaya, dan arsitektur tradisional yang memesona.
Namun, di balik keindahannya, ada kisah lain yang patut diapresiasi—peran Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Toraja.
Dari Tondok Lepongan Bulan ke Tana Toraja
Sebelum dikenal sebagai Tana Toraja, wilayah ini disebut Tondok Lepongan Bulan Tana Matari’allo, yang berarti “Negeri dengan pemerintahan dan masyarakat yang bulat bagaikan bulan dan matahari”.
Nama “Toraja” sendiri berasal dari bahasa Bugis, To (orang) dan Riaja (di atas), merujuk pada letak geografisnya yang berada di dataran tinggi.
Sejak abad ke-17, Tana Toraja telah menjadi pusat kebudayaan yang unik, dengan Tongkonan (rumah adat) yang diukir indah, ritual kematian Rambu Solo, dan pemandangan persawahan terasering yang memikat.
Pada 2009, UNESCO memasukkan Toraja Traditional Settlements dalam daftar warisan budaya dunia, mengukuhkannya sebagai living culture yang masih hidup dan terjaga.
PAFI Tana Toraja, Mengawal Kesehatan di Negeri di Atas Awan
Di tengah pesona budaya dan alamnya, Tana Toraja juga menghadapi tantangan di bidang kesehatan.
Di sinilah PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) hadir sebagai garda terdepan.
Berdiri sejak 13 Februari 1946 di Yogyakarta, PAFI telah berkomitmen untuk:
- Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.