PURWAKARTA ONLINE - Jagat maya kembali dihebohkan oleh video viral pengawalan mobil Lexus berpelat RI 36 di tengah kemacetan Jakarta.
Aksi Patwal yang dinilai arogan saat membuka jalan untuk iring-iringan ini menuai kritik tajam dari publik.
Dalam video berdurasi singkat, seorang polisi pengawal terlihat menghentikan motor dan menunjuk sopir taksi Alphard yang dianggap menghalangi jalan.
Reaksi warganet pun beragam. Banyak yang mempertanyakan siapa pemilik mobil tersebut dan mengapa tindakan arogan seperti itu diizinkan.
Baca Juga: Diaspora Indonesia di Los Angeles Hadapi Karhutla dan Penjarahan, Polisi Perketat Patroli
Hingga kini, berbagai spekulasi bermunculan. Menteri Agraria dan Tata Ruang, Nusron Wahid, serta Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, sudah menyatakan bahwa pelat dinas yang mereka gunakan bukan RI 36.
Sekretaris Kabinet, Mayor Teddy Indra Wijaya, memastikan bahwa tindakan tegas telah diambil terhadap Patwal yang terlibat.
“Semua pihak sudah diingatkan untuk lebih bijak saat berkendara di jalan umum,” katanya. Meski demikian, publik masih menanti kejelasan tentang siapa sebenarnya pengguna pelat tersebut.
Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 134, kendaraan pejabat memang mendapat prioritas di jalan raya.
Baca Juga: Reses Syaiful Huda di Purwakarta, Aspirasi Warga Mengalir Deras!
Namun, warganet mempertanyakan apakah prioritas ini digunakan secara bijaksana. “Hak utama di jalan bukan berarti arogan. Hormati pengguna jalan lain,” tulis seorang pengguna X.
Polemik ini semakin hangat setelah akun @mafiawasit mengunggah video insiden tersebut.
Dalam unggahan itu, terlihat bagaimana mobil RI 36 tetap memaksa jalan meskipun ada taksi yang mencoba berpindah lajur karena alasan keamanan.
Aksi ini menimbulkan perdebatan sengit di media sosial.