Kades Kohod Arsin, Miliarder Mendadak di Tengah Kontroversi Proyek Pagar Laut

PURWAKARTA ONLINE, Tangerang - Kepala Desa Kohod, Arsin, tengah menjadi sorotan setelah tuduhan keterlibatannya dalam proyek kontroversial pagar laut PT Intan Agung Makmur (IAM).

Tuduhan ini mencuat dari cuitan akun X @bung_madin yang mengungkapkan berbagai dugaan, termasuk penerimaan fee miliaran rupiah dan privatisasi laut.

Dalam cuitannya, @bung_madin menyoroti kekayaan Arsin yang mendadak melimpah setelah menjabat.

“Mobil mewah, hajatan mewah, tapi rakyat menderita. Dari mana duitnya? Semua ini bau proyek Aguan,” tulisnya pada 24 Januari 2025.

Baca Juga: Kontroversi Proyek Pagar Laut, Kades Kohod dan Dugaan Privatisasi Laut

Menurut @bung_madin, Arsin diduga menerima fee sebesar 2,5% dari transaksi Rp6 triliun proyek pagar laut, setara Rp150 miliar.

Tuduhan ini diperkuat oleh laporan bahwa pagar laut sepanjang 30,16 km di Desa Kohod kini dikenai Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), meskipun area tersebut telah menjadi laut akibat abrasi.

Kontroversi ini memicu respons dari Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/BPN, Nusron Wahid, yang menegaskan bahwa sertifikat tanah di bawah laut tersebut cacat hukum.

“Tanah yang hilang akibat abrasi masuk kategori tanah musnah. Hak kepemilikan otomatis batal,” jelas Nusron setelah kunjungan ke lokasi pada 24 Januari 2025.

Baca Juga: Kopi, Warisan Kolonial yang Mengakar di Indonesia

Nusron menambahkan, Kementerian ATR/BPN telah mencabut sebagian besar dari 263 sertifikat terkait proyek ini.

Proses pembatalan dilakukan bertahap untuk memastikan transparansi.

Sementara itu, Arsin membantah tuduhan tersebut.

Ia mengklaim video dirinya yang viral terkait pemasangan pagar laut adalah dokumentasi lama.