PURWAKARTA ONLINE - Neta Auto, produsen kendaraan listrik asal China, tengah mengalami krisis keuangan besar.
Perusahaan ini bahkan membubarkan seluruh tim riset dan pengembangannya (R&D).
PHK Massal & Pemotongan Gaji
Langkah ini berdampak pada sekitar 200 karyawan yang telah mulai meninggalkan perusahaan.
Dari total 1.700 tenaga kerja, banyak yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan pesangon terbatas.
Baca Juga: Timnas Indonesia Kalah 5-1 dari Australia, Presiden Prabowo Tetap Beri Dukungan Penuh
Gaji karyawan yang masih bertahan juga dipangkas drastis.
Beberapa bahkan hanya menerima upah minimum Shanghai.
Karyawan yang keluar sejak November 2023 pun belum menerima kompensasi penuh.
Penjualan Jeblok, Utang Menggunung
Penjualan Neta Auto turun drastis.
Januari lalu, angka penjualan anjlok 98%. Februari lebih buruk lagi, dengan hanya 400 unit terjual.
Baca Juga: Australia vs Indonesia: Statistik dan Analisis Kekalahan Garuda
Utang perusahaan diperkirakan mencapai 10 miliar yuan (Rp23 triliun).
Para pemasok pun menuntut pembayaran yang tertunda, bahkan ada yang nekat tidur di lantai kantor pusat di Shanghai.
CEO Baru, Harapan Baru?
Pendiri Neta, Fang Yunzhou, kembali sebagai CEO dan berencana mereformasi bisnis.