Fenomena ini menimbulkan kegelisahan di kalangan elite politik.
Beberapa pihak mencoba mengaburkan citra Dedi Mulyadi hanya sebagai konten kreator.
Namun simpati rakyat justru semakin besar.
Baca Juga: Cara Menjual Produk Lokal ke Luar Negeri Lewat Amazon: UMKM Pasti Kepo?
Akademisi dari Yogyakarta, Prof. Dr. Eko Santosa menyebut ini sebagai pola perulangan sejarah Nusantara.
"Dulu Pangeran Diponegoro muncul karena kegelisahan spiritual rakyat. Kini hal serupa muncul di tanah Sunda,” ucapnya.
Apakah gerakan ini sekadar romantisme budaya atau awal dari kebangkitan spiritual Sunda?
Yang pasti, Dedi Mulyadi kini bukan hanya dianggap tokoh politik, tapi simbol kebangkitan Prabu Siliwangi di era modern.***