Ia disebut sebagai sosok adil, berani, dan dekat dengan rakyat—ciri khas Prabu Siliwangi dalam legenda Pajajaran.
Seorang budayawan menyebut, "Leluhur Sunda sedang membimbing generasi baru lewat manusia pilihan."
Pernyataan ini memperkuat anggapan bahwa ramalan Gus Dur bukan sekadar celetukan, melainkan petunjuk masa depan.
Baca Juga: Keyskiskie Viral di TikTok hingga Twitter, Ini Fakta Link Video Full 2 Menit 37 Detik yang Diburu
Catatan menarik juga datang dari seorang santri Gus Dur.
Ia menulis bahwa Gus Dur pernah menyebut akan ada pemimpin dari Purwakarta yang menghidupkan semangat Prabu, bukan untuk perang, tapi untuk menyatukan kembali budaya dan pemerintahan.
Dedi Mulyadi pun merespons isu ini dengan rendah hati.
Dalam sebuah acara budaya, ia berkata, “Saya ini cuma tukang ngider ngumpulin cerita rakyat. Kalau disamakan dengan Prabu Siliwangi, itu terlalu mulia.”
Meski begitu, simpati masyarakat semakin besar. Mural, patung kecil, hingga doa-doa di pesantren mulai menyisipkan nama KDM.
Baca Juga: Sugar Daddy Episode 10 Tayang Hari Ini, Sinopsis & Link Nonton Lengkap
Bukan untuk dikultuskan, tapi sebagai harapan lahirnya pemimpin bijak dari tanah Sunda.
Fenomena ini mulai menarik perhatian nasional.
Akademisi, budayawan, hingga forum diskusi politik mulai menyorot hubungan antara Dedi Mulyadi dan ramalan Gus Dur.
Apakah benar KDM adalah “penitis” Prabu Siliwangi seperti diyakini banyak orang?***