Purwakarta Online - Dalam era modern ini, kata "merdeka" sering kali diucapkan dengan penuh semangat, terutama pada momen-momen penting seperti peringatan Hari Kemerdekaan.
Namun, apakah kita benar-benar memahami makna mendalam dari kata ini, sebagaimana yang dimaksudkan oleh proklamator kemerdekaan kita, Presiden Soekarno?
Berdasarkan Youtube MJS Channel (27/9/2020), Dr. H. Fahruddin Faiz, S.Ag., M.Ag. menjelaskan pemikiran Presiden Soekarno mengenai kemerdekaan.
Banyak yang mengaitkan "merdeka" dengan kebebasan, lepas dari penjajahan, atau kemampuan untuk menentukan nasib sendiri.
Namun, bagi Soekarno, "merdeka" memiliki makna yang jauh lebih dalam dan luas.
Dalam berbagai pidato dan tulisan-tulisannya yang dikumpulkan dalam buku "Di Bawah Bendera Revolusi", Soekarno memberikan pemahaman yang lebih filosofis tentang arti kemerdekaan.
Merdeka: Bukan Sekadar Kebebasan
Dalam salah satu kutipannya yang terkenal, Soekarno mengingatkan kita untuk selalu "think and re-think" atau merenungkan kembali apa yang kita pahami tentang berbagai konsep, termasuk merdeka.
Bagi Soekarno, merdeka bukan hanya sekadar bebas dari belenggu penjajahan, tetapi juga bebas dari segala bentuk pemikiran usang yang menghambat kemajuan bangsa.
Soekarno dengan tegas menantang para pemimpin, pemikir, dan seluruh umat manusia untuk mempertanyakan apakah sistem dan teori politik yang mereka anut benar-benar membawa kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat.
"Adakah sistem-sistem falsafah atau teori-teori politik usang yang tuan-tuan pakai itu membawa manusia lebih dekat kepada kebahagiaan dan kesejahteraan?" tanya Soekarno.
Ini adalah sindiran halus kepada mereka yang terjebak dalam dogma dan teori usang tanpa memperhatikan relevansi dan dampaknya terhadap kehidupan rakyat.
Menggugah Kesadaran Kolektif