PURWAKARTA ONLINE - Yohanes Gama Marchal Lau, yang lebih dikenal dengan nama Joni, seorang anak pemberani yang pernah viral pada tahun 2018 karena aksinya memanjat tiang bendera, kini kembali mencuri perhatian. Joni, yang berasal dari Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), baru saja lulus dari SMA Negeri 1 Atambua pada tahun 2024 dan mengikuti seleksi masuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD). Namun, sayangnya, cita-cita Joni untuk menjadi prajurit TNI harus tertunda karena ia gagal lolos seleksi awal.
Dalam wawancara telepon pada Minggu (4/8/2024), Joni mengungkapkan bahwa ia tidak memenuhi syarat tinggi badan minimum yang ditetapkan untuk calon Bintara TNI AD, yaitu 157 sentimeter. "Saya tidak lolos tes karena tinggi badan saya hanya 157 sentimeter," ujar Joni. Kendati demikian, Joni tetap optimis dan berencana untuk mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk seleksi berikutnya.
Baca Juga: Lima Larangan pada Bendera Merah Putih yang Wajib Dipatuhi : Pelaku Bisa Didenda Rp 500 Juta
Joni yang Selalu Disiplin dan Rajin Berolahraga
Joni memiliki semangat yang kuat untuk menjadi bagian dari TNI. Selama ini, ia tinggal di asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 744 Satya Yudha Bhakti dan menjalani kehidupan yang disiplin serta rajin berolahraga. Setelah lulus SMA, Joni segera berangkat ke Kota Kupang untuk mengikuti seleksi penerimaan Bintara TNI AD 2024. Namun, pada tahap validasi di Ajenrem 1604/Wirasakti Kupang, ia dinyatakan tidak lulus karena tidak memenuhi persyaratan tinggi badan.
"Untuk saat ini mungkin persiapan fisik. Saya akan usahakan sebisa mungkin," kata Joni. Meskipun merasa sedih dan kecewa, Joni tidak menyerah dan bertekad untuk terus berusaha mencapai cita-citanya. Ia berkomitmen untuk lebih giat berolahraga sehingga dapat memenuhi syarat tinggi badan pada seleksi tahun depan.
Kenangan Bersama Presiden Jokowi di Istana Negara
Joni dikenal publik setelah video keberaniannya memanjat tiang bendera viral pada tahun 2018. Saat itu, Joni masih duduk di bangku kelas 1 SMP Negeri Silawan dan memanjat tiang bendera saat upacara HUT ke-73 RI di Pantai Motaain. Aksinya ini mengundang decak kagum banyak orang, termasuk Presiden Joko Widodo, yang kemudian mengundang Joni ke Istana Negara. Pada kesempatan itu, Jokowi sempat bertanya mengenai cita-cita Joni, yang dengan tegas dijawab bahwa ia ingin menjadi TNI.
Meski sempat tidak lolos seleksi TNI AD, Joni tetap memiliki tekad kuat untuk mencapai mimpinya. "Cita-cita saya hanya satu, ingin menjadi anggota TNI, sehingga saya akan mencoba lagi," ujarnya dengan penuh semangat. Joni ingin membahagiakan ibunya dan keluarganya, serta membanggakan ayahnya yang telah meninggal dunia.
Momen Heroik yang Menginspirasi
Kisah Joni menjadi inspirasi bagi banyak orang. Keberaniannya saat memanjat tiang bendera adalah bukti semangat juang yang tinggi. Saat itu, tali yang digunakan untuk mengikat Bendera Merah Putih terlepas dan tersangkut di ujung tiang bendera. Tanpa ragu, Joni memanjat tiang untuk mengatasi situasi tersebut. Wakil Bupati Belu, JT Ose Luan, yang saat itu hadir dalam upacara, merasa bangga dengan perjuangan Joni. "Saya bangga dengan perjuangan dia (Joni) memanjat tiang bendera. Saya katakan ke dia bahwa perjuangan para pahlawan dulu untuk memperjuangan negara ini begitu besar," ungkap Ose.
Kisah Joni mengajarkan kita tentang arti keberanian, semangat juang, dan ketekunan dalam meraih cita-cita. Meskipun Joni belum berhasil menjadi prajurit TNI, ia tetap berkomitmen untuk mencoba lagi dan tidak akan menyerah. Semoga Joni dapat mewujudkan mimpinya dan terus menginspirasi kita semua.***